Seluruh jalur pendakian Gunung Penanggungan, Jawa Timur, ditutup sementara karena cuaca ekstrem musim penghujan. Penutupan ini juga dilakukan, setelah seorang pendaki perempuan berinisial ZIA (17) meninggal dunia akibat terseret arus air hujan dalam perjalanan pulang.
Pendaki tersebut naik ke puncak Bekel, anak Gunung Penanggungan, pada Jumat (06/12). Ia tercatat warga asal Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Kepala Pemangkuan Hutan (KRPH) Trawas, Sukirno, mengatakan bahwa penutupan dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap para pendaki. Terutama agar peristiwa yang menimpa pendaki ZIA tak terullang.
“Penutupan dilakukan sejak Jumat, Yakni bertepatan dengan kejadian hilangnya seorang pendaki dalam perjalanan turun,” kata Sukirno kepada RRI melalui sambungan telepon, Minggu (08/12).
Sukirno menambahkan, berdasarkan surat edaran Perhutani dan imbauan dari kepolisian, penutupan dilakukan karena adanya cuaca buruk. Hujan lebat musim ini sulit diprediksi.
“Namun, jika cuaca membaik dalam waktu satu minggu, kemungkinan jalur pendakian akan dibuka Kembali. Sekali lagi tergantung kondisi cuaca,” ujarnya.
Sukirno memastikan, sejak penutupan dilakukan, puncak Gunung Penanggungan steril dari keberadaan pendaki. Penutupan ini dilakukan sesuai dengan surat imbauan dari Perhutani dan pihak keamanan.
“Semua jalur pendakian di Gunung Penanggungan ditutup. Yakni jalur pendakkian via Kedungudi, Tamiajeng, Seloliman, Genting, Telogo, Wonosunyo, dan Duyung,” ucapnya.
Sejumlah pendaki diharapkan dapat memahami kondisi cuaca demi keselamatan bersama dan tidak melakukan pendakian sementara waktu. Belum diketahui secara pasti kapan seluruh jalur pendakian di Gunung Penanggungan ini akan dibuka kembali. (rri)