Teknologi AI di Tes CPNS Jatim
KOMUNITAS PERISTIWA

Teknologi AI di Tes CPNS Jatim

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Timur akan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pelaksanaan Tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Tambahan, Minggu (01/12), di Laboratorium CBT BKD Jatim. Penggunaan AI yang baru kali pertama untuk Tes CPNS tersebut diaplikasikan guna membantu proses penilaian jawaban.

Ketua Tim Teknis ITS dalam pelaksanaan Tes CPNS SKB Tambahan berbasis AI, Dr Dwi Sunaryono SKom MKom, memaparkan bahwa penerapan AI dalam kegiatan kali ini merupakan bentuk implementasi dari instruksi pimpinan nasional dalam menggerakkan AI sebagai pemecah masalah di kehidupan masyarakat. “ITS berupaya mempelopori pemanfaatan AI untuk membantu kehidupan di masyarakat,” ungkapnya.

Kemampuan AI ini sendiri digunakan dalam membantu proses penilaian dari jawaban peserta Tes CPNS, sehingga diharapkan mampu menghasilkan penilaian yang lebih akurat dan manusiawi yang mana penilaian tes pada umumnya hanya didasarkan pada penggunaan kata kunci. “Banyaknya jawaban peserta dengan berbagai cara berpikir dan budaya yang dibawa dapat dinilai dengan lebih fleksibel,” jelasnya.

Mengenai cara kerjanya, dosen Departemen Teknik Informatika ITS tersebut memaparkan bahwa AI di sini bekerja dengan menilai jawaban peserta secara langsung tanpa adanya intervensi maupun pandangan subjektif pihak luar.

Selain itu, teknologi ini menggunakan penilaian secara gradasi, yang mana selain kebenaran juga dinilai proses dari peserta. “Hal ini dapat menjadi wacana baru bahwa jawaban tiap peserta dihargai di sini,” tutur Dwi.

Dalam mempersiapkan pemanfaatan teknologi AI tersebut, lulusan S3 Ilmu Komputer ITS ini menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengujian ratusan hingga ribuan kali untuk menghasilkan AI yang mampu menjadi penilai yang dapat dipercaya.

Kurang lebih terdapat 10 dosen yang terlibat dalam mengembangkan dan melatih model AI tersebut selama kurang lebih empat bulan.

Pemanfaatan AI dalam proses penilaian jawaban ini sendiri sudah lama diimplementasikan di ITS sebelumnya dalam menilai jawaban ujian mahasiswa, khususnya di Departemen Teknik Informatika.

Dengan dikembangkannya pemanfaatan AI di skala yang lebih luas, Dwi berharap agar AI ini dapat lebih banyak dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat sebagai alat bantu yang mempermudah sekaligus mempercepat berbagai bentuk aktivitas.

Ke depannya, lelaki asal Surabaya tersebut juga berharap agar proses pelatihan model AI ini nantinya dapat dilakukan secara otomatis dalam mengembangkan kemampuan AI itu sendiri. “Harapannya, pemanfaatan AI ini nantinya dapat lebih berkembang dan menyebar hingga ke berbagai bidang skala nasional,” ucapnya berharap. (ita)