Dalam rangka meningkatkan serta memperluas jaringan digitalisasi perbankan, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) melalui bankjatim Cabang Syariah Kediri melaunching produk digital di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Rabu (16/10) dihadiri Direktur Operasi bankjatim Arif Suhirman dan Ketua Pondok Pesantren Lirboyo KH HM Adibussoleh.
Arif menjelaskan, bankjatim yang merupakan banknya masyarakat Jawa Timur tidak hanya fokus dalam meningkatkan bisnisnya. Melainkan perusahaan juga mengejar nilai atau value yang bermanfaat kepada masyarakat luas.
”Seperti yang kita lakukan bersama saat ini, bankjatim Syariah Kediri bersinergi dengan Pondok Pesantren Lirboyo melalui bantuan 40 unit mesin Electronic Data Capture (EDC),” ungkapnya.
Adapun bantuan tersebut ditujukan guna menunjang rencana digitalisasi dalam penggunaan kartu santri untuk transaksi keuangan serta sebagai sarana kegiatan belajar mengajar melalui produk digital (sangu lirboyo).
Kartu santri tersebut nantinya juga bisa berfungsi sebagai akses pembayaran segala transaksi di dalam lingkungan pondok pesantren maupun untuk kartu absensi.
Sehingga dengan begitu para santri tidak lagi was-was kehilangan uang dan para pengurus pondok pesantren juga akan semakin mudah dalam mengelola keuangan untuk keperluan pondok pesantren sebab semuanya telah terdigitalisasi. Kartu itu rencananya akan dibukakan untuk 5.000 santri.
Selanjutnya terkait EDC, mesin tersebut akan dioperasikan oleh toko yang terafiliasi dengan Ponpes Lirboyo. Sebanyak 40 toko akan bekerja sama dengan bankjatim syariah Kediri.
Mengingat tingginya kebutuhan Pondok Pesantren Lirboyo akan kemudahan layanan perbankan yang juga merupakan tanggung jawab bankjatim. Maka dalam kesempatan tersebut juga akan dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) layanan keuangan melalui virtual account (VA).
“Kamiberharap hal ini bisa menjadi awal kelanjutan sinergitas antara Bank Jatim Syariah Kediri dengan Ponpes Lirboyo dalam upaya digitalisasi keuangan,” tegasnya. VA itu nantinya akan digunakan sebagai sarana pengganti rekening bagi santri yang memperoleh fasilitas tersebut.
Menurut Arif, di era saat ini sangat penting untuk mengadopsi digitalisasi dalam sebuah proses bisnis perbankan. Sebab, pemanfaatan digital dapat berperan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi melalui perluasan akses layanan.
”Dengan digitalisasi, bankjatim dapat menjangkau masyarakat yang unbanked atau masyarakat yang belum mendapatkan layanan keuangan dan perbankan. Sehingga ini juga berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara KH HM Adibussoleh memaparkan, saat ini jumlah santi Lirboyo mencapai 39.534 orang yang berada di lingkungan pesantren seluas 19 hektar. Pihaknya mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada bankjatim atas sinergitas yang telah terjalin selama ini.
”Pada dasarnya, Ponpes Lirboyo terus berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pesantren baik dalam hal pelayanan administrasi maupun pelayanan keuangan. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menjalin kerja sama dengan pihak luar pesantren, termasuk bankjatim ini. Dengan adanya kartu santri ini diharapkan para santri makin bijak dalam mengelola keuangan dan insya Allah terhindar dari berbagai macam risiko yang ada di transaksi uang tunai,” pungkasnya. (ita)