Teks Proklamasi Pernah Dibuang ke Tong Sampah
KOMUNITAS PERISTIWA

Teks Proklamasi Pernah Dibuang ke Tong Sampah

Masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 pada Sabtu (17/08) mendatang. Salah satu agenda umum pada momen peringatan HUT Kemerdekaan adalah pembacaan teks proklamasi.

Naskah proklamasi Kemerdekaan disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo lada 17 Agutus 1945 dini hari. Naskah tersebut ternyata pernah dibuang ke tong sampah, sebelum kemudian dibacakan di depan umum pada hari yang sama yaitu pukul 10 pagi.

Pembacaan naskah proklamasi ini dibacakan di halaman rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Namun, tahukah Anda, ternyata ada dua naskah teks proklamasi yang jadi bukti sejarah Kemerdekaan Indonesia, yaitu berupa tulisan tangan serta hasil ketikan.

Awal mulanya, Soekarno sempat menulis naskah proklamasi pada dini hari pukul 3 pagi. Penulisan naskah itu bermula di rumah Laksmana Tadashi Maeda.

Saat itu juga, naskah dirumuskan oleh tiga orang. Selain Soekarno, dua tokoh lain adalah Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo. Paragaraf pertama diusulkan oleh Ahmad Soebardjo. Sedangkan paragraf kedua dari usulan Hatta.

Setelah ditulis tangan oleh Soekarno, Naskah tersebut kemudian dimintakan persetujuan kepada anggotanya yang berjumlah 40 orang. Setelah itu, naskah disalin oleh Sajuti Melik dengan mesin tik.

Mengutip dari Kemdikbud RI, karena sudah tidak diperlukan lagi, naskah tulisan tangan Sukarno dibuang. Namun naskah tersebut kemudian diambil dan disimpan oleh Burhanuddin Mohammad Diah sebagai dokumen pribadi.

Ketiga pria ini diketahui masih berada di rumahnya Laksmana Muda Tadashi Maeda. Teks hasil ketikan Sajuti Melik kemudian disetujui oleh peserta sidang perumusan proklamasi atas usul Soekarno yang berakhir dibubuhi tanda tangan oleh Soekarno-Hatta.

Soekarno akhirnya didampingi oleh Mohammad Hatta untuk membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pukul 10 pagi. Pembacaan tersebut dilakukan di serambi depan rumah Soekarno.

Setelah pembacaan proklamasi, bendera pusaka merah-putih dikibarkan. Dikibarkan untuk pertama kalinya yang disaksikan oleh masyarakat di Jakarta. (rri)