Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menghadiri upacara Karya Tawur Agung Labuh Gentuh, Panca Wali Krama, lan Pangusaban di Pura Mandara Giri Semeru Agung Kec. Senduro Kab. Lumajang, Kamis (18/07).
Setibanya di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Pj. Gubernur Adhy bersama tamu VIP menanam pohon bunga kenanga di sekitar area halaman Pura. Kemudian dilanjutkan dengan mengelilingi Pura.
“Upacara 10 tahunan ini sangat langka dan kami melihat bahwa kehadiran umat Hindu di Jawa Timur selama ini sangat kontributif dan bisa menjaga kerukunan umat beragama, moderasi beragama menjadi cukup baik,” kata Pj. Gubernur Adhy.
Adhy mengatakan upacara tawur labuh gentuh, panca walikrama dan pangusaban di pura mandara giri semeru agung ini memiliki arti penting bagi pemerintah dan masyarakat Jawa Timur. Menurutnya upacara sakral ini merupakan momentum bersama untuk menjaga harmonisasi spiritual antara manusia, alam, dan Sang Pencipta dalam membangun kedamaian.
“Melalui upacara sakral ini, kita bersama-sama berupaya menjaga harmonisasi spiritual antara manusia, alam, dan Tuhan,” tuturnya. Tidak hanya itu, Adhy juga mengapresiasi konsep tri hita karana yang dipegang teguh oleh umat Hindu. Sebab, penerapan prinsip-prinsip tri hita umat Hindu juga telah membantu pemerintah dalam menciptakan kondisi masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera.
“Konsep tri hita karana yang dimanifestasikan melalui upacara sakral ini juga memiliki relevansi tinggi dengan suasana damai di Jawa Timur,” terangnya.
Pasalnya sebagai salah satu provinsi besar di Indonesia, Jawa Timur harus senantiasa kondusif dan berperan penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di level nasional. Berdasarkan data Kementerian Agama RI, indeks kerukunan umat beragama (KUB) Provinsi Jawa Timur tahun 2023 mencapai 77,55. “Angka ini berhasil melampaui rata-rata indeks KUB nasional tahun 2023, yang tercatat sebesar 76,02,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjamin kebebasan semua umat beragama untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Hal tersebut harus terus dilakukan dan dijaga untuk menjaga kerukunan umat beragama di provinsi ujung Timur Pulau Jawa ini. “Harapannya, spirit toleransi dan moderasi beragama bisa menjadi pondasi pembangunan di Jawa Timur,” harapnya. (ita)