Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dampak fenomena La Nina kini sudah terasa dan mencapai puncak. Yakni pada Oktober atau November 2024 mendatang.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengatakan bulan ini La Nina belum menunjukkan eksistensinya. Tetapi dampaknya sudah kemana-mana dan menyebabkan musim kemarau menjadi lebih pendek.
“Kita sekarang merasakan langit sering mendung dan turun hujan gerimisEddy menuturkan fenomena La Nina kali ini diprediksi berlangsung hingga akhir Februari atau awal Maret 2025.,” kata Eddy dalam keterangannya, Selasa (09/07).
Diketahui fenomena La Nina adalah pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Eddy memprediksi fenomena La Nina berlangsung hingga akhir Februari atau awal Maret 2025.
Lebih jauh ia mengungkapkan berbagai dampak yang timbul akibat fenomena La Nina. Yakni berupa limpahan air berlebihan ke lahan-lahan pertanian.
“Jika lahan pertanian terendam banjir bisa mempengaruhi angka produksi pangan. Bahkan La Nina juga bisa membangkitkan awan-awan besar yang berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan,” ujarnya. (rri)