Realisasi investasi di sektor pariwisata mencapai Rp58,64 triliun di 2023. Masih perlu lebih banyak lagi investasi di bidang-bidang yang terkait ekosistem pariwisata.
Setelah ancaman kesehatan berupa pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan oleh sejumlah besar negara di dunia, sektor pariwisata, khususnya di dalam negeri, kembali bergairah. Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pun terus menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.
Untuk periode empat bulan pertama di 2024, jumlah kunjungan wisman bahkan menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir. Disampaikan Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, total jumlah wisman pada Januari–April 2024 sebanyak 4.098.714 kunjungan. Itu sama dengan mencatatkan kenaikan sebesar 24,85% dibanding periode yang sama di tahun lalu, yaitu sebanyak 3.282.960 kunjungan.
Sementara itu, pada periode yang sama tiga tahun sebelumnya, tercatat berturut-turut jumlah wisman hanya 642,51 ribu, 465,03 ribu, serta 2.807.397 pada 2020. Sedangkan pada masa sebelum pandemi Covid-19 atau tepatnya sepanjang Januari–April 2019 sejumlah kunjungan mencapai angka 5.031.873.
“Sebagai informasi total jumlah kunjungan wisman pada caturwulan pertama 2024 ini merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir, yaitu sejak 2020,” kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (3/6/2024).
Dari jumlah total kunjungan tersebut, Amalia menjelaskan, wisman terbanyak yang datang ke Indonesia, khususnya pada April 2024, berasal dari Malaysia dengan 170,6 ribu kunjungan. Itu berarti, sebesar 16% dari total kunjungan wisman pada April 2024, yang berjumlah 1.066.958 kunjungan.
Kunjungan di urutan kedua diisi oleh wisman dari Australia. Yakni, sebanyak k 127,97 ribu (11,99%) kunjungan. Lalu, wisman berkebangsaan Tiongkok sebanyak 85,96 ribu (8,06%), dan wisman berkebangsaan Singapura sebanyak 81,23 ribu (7,61%).
Sementara itu, dalam hal lamanya waktu tinggal, wisman yang berkunjung pada April 2024 rata-rata telah menghabiskan waktu selama 7,92 malam di Indonesia. Sedangkan berdasarkan kelompok kebangsaan diketahui bahwa wisman asal negara-negara ASEAN memiliki waktu tinggal rata-rata 4,39 malam dan wisman dari Afrika bisa tinggal rata-rata 14,67 malam.
Untuk rata-rata lama tinggal yang paling lama tercatat dilakukan oleh wisman berkebangsaan Yaman, yakni selama 57,53 malam. Sedangkan rata-rata waktu tinggal tersingkat diketahui adalah wisman Hong Kong, yaitu 2,04 malam.
Menggenjot Investasi
Kendati iklim pariwisata di Nusantara menunjukkan perbaikan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan, Indonesia masih membutuhkan lebih banyak lagi investasi di sektor pariwisata. Hal itu disampaikan Menteri Parekraf saat berbicara dalam Forum Internasional Investasi Pariwisata 2024 di Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Sandiaga mengatakan, pada 2023 Indonesia mencatat realisasi investasi di sektor pariwisata sebesar US$3.604 juta atau sekitar Rp58,64 triliun. Namun begitu, 80 persen dari investasi tersebut hanya terkonsentrasi pada hotel berbintang, restoran, kafe, dan pusat kebugaran.
Tercatat pula, realisasi investasi sektor pariwisata pada kuartal I-2024 baru mencapai US$943,40 juta (Rp15,35 triliun) dari target US$3.000 juta (Rp48,91 triliun). Sementara itu, tiga sektor bisnis yang paling banyak menerima investasi asing langsung (FDI) selama kuartal tersebut adalah hotel berbintang, restoran, dan hotel apartemen.
“Kita butuh lebih banyak investasi di ekosistem, termasuk pengembangan produk pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif,” kata dia.
Lebih jauh, Menteri Sandiaga menegaskan, demi mendukung pariwisata berkelanjutan, Indonesia membutuhkan investasi lebih dari US$15 hingga US$20 miliar. Menparekraf mengaku optimistis, Forum Internasional Investasi Pariwisata (ITIF) 2024 dapat menarik lebih banyak investor dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.
Dikatakan, tTidak hanya untuk hotel, restoran, dan kafe, tetapi juga untuk infrastruktur pendukung pariwisata. Apalagi, Indonesia telah diakui sebagai destinasi wisata ramah Muslim terbaik di dunia oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) pada 2023 dan 2024.
“Ini dilengkapi dengan peningkatan signifikan posisi Indonesia dalam Indeks Pengembangan Pariwisata 2024, dari peringkat ke-32 ke peringkat ke-22. Jadi, kami percaya bahwa kita bisa menciptakan tiga kali lebih banyak investasi di sektor-sektor ini,” pungkas Sandiaga. (indonesia.go.id)