Hari baru, prestasi baru pula diraih oleh mahasiswa Universitas Airlangga. Kali ini kabar prestasi datang dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) bernama Veronika Putri Widiasih dan Queen Oceannia Arisa Putri. Keduanya berhasil menjadi juara pertama dalam lomba poster yang di Universitas Hang Tuah Surabaya.
Lomba yang ia ikuti bertajuk National Dentistry of Hang Tuah Scientific Competition yang finalnya digelar pada Sabtu (25/05). Veronika dan Queen berhasil masuk menjadi 5 besar setelah menyisihkan peserta dari universitas di seluruh Indonesia. “Pesertanya dari seluruh indonesia, ada dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Udayana, dan masih banyak lagi,” papar Veronika.
Inovasi yang diciptakan berawal dari angka karies di Indonesia yang masih tergolong cukup tinggi. Hal itu menjadi keresahan tersendiri bagi Veronika dan Queen hingga akhirnya menjadikan masalah ini sebagai bibit inovasi yang dituangkannya dalam perlombaan yang diikuti.
“Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pola menyikat gigi masyarakat indonesia masih sedikit yang baik dan benar. Hal itu justru akan memperparah angka karies,” jelas Veronika,” ungkapnya.
Melalui fenomena itu, Veronika dan Queen memunculkan ide yang dinamai SIGIT. SIGIT atau Sikat Gigi Terkoneksi IoT (Internet of Things) merupakan inovasi yang bertujuan untuk mendorong langkah sikat gigi yang benar. “Kami menyusun SIGIT untuk mendorong masyarakat Indonesia menyikat gigi dengan benar, sehingga harapannya angka karies bisa turun,” ungkap Veronika.
Pada dasarnya, IoT merupakan konsep yang mana suatu objek memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.
IoT yang diterapkan pada SIGIT memiliki beberapa fitur menarik yang dapat diakses lewat aplikasi di handphone. Misalnya dapat mengingatkan pengguna untuk menyikat gigi, memonitor kebiasaan gigi, bahkan pengguna bisa menerima real time feedback.
Bagi Veronika dan Queen, perlombaan yang diikuti tidak hanya menambah pengalaman dan keilmuannya saja. Namun, di satu sisi juga memperluas relasi dengan mahasiswa dari kampus lainnya. “Kita bisa ketemu finalis dari universitas lain, karena selain presentasi, di hari H itu kita juga ada kampus tur. Jadi bisa banyak ngobrol sama anak kampus lain,” katanya.
Selama proses perlombaan, keduanya juga tak lepas dari tantangan. “Tim aku cuma punya 5 hari buat nyusun presentasi dan properti. Jadi dalam waktu yang singkat kita harus melakukan banyak hal,” kata Veronika soal tantangan yang dihadapi. Namun, hal ini berbuah manis dengan meraih hasil akhir di posisi pertama. (ita)