Saat ini Artificial Intelligence (AI) menjadi fenomena yang menguasai pangsa Information Technology (IT). Alih-alih mendukung kemajuan teknologi, AI rupanya juga mengancam sebagian profesi. Dr Gancar Candra Premananto SE MSi selaku Kepala Departemen Manajemen FEB UNAIR, mengungkapkan bahwa perkembangan AI dapat menggeser profesi di dunia bisnis dan digital.
“Saat ini, beberapa profesi di dunia bisnis dapat hilang dengan kehadiran AI. Contohnya, asisten, penulis naskah, konsultan kreatif, dan masih banyak lagi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Departemen Manajemen FEB UNAIR telah menyiapkan mahasiswa untuk mengelola bisnis dengan dukungan AI,” tutur Kaprodi Manajemen UNAIR itu, Jumat (01/03),
Menurut Gancar, Manajemen UNAIR sendiri telah melakukan beberapa hal untuk menunjang kesiapan masyarakat memanfaatkan AI. Seperti, mengirimkan para dosen untuk mengikuti sertifikasi kompetensi profesional AI for Business, menggelar mata kuliah yang dapat mengampu mahasiswa tentang urgensi digitalisasi dan AI.
“Kami sendiri mengadakan kegiatan belajar mengajar untuk mengakomodasi penggunaan AI sebagai personal assistant, baik di level sarjana ataupun pascasarjana. Untuk mahasiswa sarjana, kami telah menyediakan mata kuliah Literasi Digital dan Bisnis, Transformasi Digital. Sedangkan untuk mahasiswa magister, kami telah menyediakan mata kuliah Sistem Informasi Bisnis,” ujarnya.
Selain itu, Manajemen FEB UNAIR juga menggelar berbagai seminar internasional bersama para praktisi hingga kerjasama dengan Universiti Sains Malaysia (USM) untuk menunjang penggunaan AI dalam dunia kerja.
“Bagi kami, kemajuan teknologi bukanlah hal yang harus dihindari. Namun, harus dijadikan supporting factor untuk kemajuan bisnis. Maka dari itu, Manajemen FEB UNAIR berencana kedepannya akan menyediakan pelatihan sertifikasi kompetensi riset berbasis AI,” lugasnya.
Sejalan dengan itu, Prof Dr Dian Agustia SE Ak MSi selaku Dekan FEB UNAIR, menegaskan bahwa sudah seharusnya mahasiswa FEB UNAIR mampu memanfaatkan teknologi sebagai faktor pendorong kesuksesan bisnisnya. “Oleh sebab itu, kami mengirimkan para dosen untuk memiliki sertifikasi kompetensi yang mengakomodasi perkembangan yang ada. Kami juga merancang proses belajar mengajar yang bukan hanya klasikal, namun mampu memberi pengalaman nyata menggunakan teknologi,” papar Dekan FEB UNAIR itu.
Rupanya upaya yang dilakukan oleh Pihak Departemen tidak ‘bertepuk sebelah tangan’. Salah seorang mahasiswa Magister Sains Manajemen FEB UNAIR, Nur Habibah Zain mengatakan bahwa kolaborasi penggunaan AI ini menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.
“Saya bersyukur Departemen Manajemen tidak menutup mata dengan berbagai perkembangan dunia yang semakin futuristik. Adanya penggunaan AI dalam pembelajaran membuat diskusi kelas semakin hidup. Berbagai alternatif solusi dibahas lebih dalam dengan critical thinking masing-masing mahasiswa sehingga memperkaya jangkauan pemahaman serta memperbesar peluang untuk implementasi ide baru. Penggunaan AI dalam pembelajaran ini membuat kami terbiasa menggunakan teknologi yang ada sehingga pembelajaran dapat lebih efektif dan efisien,” curahnya.
Selaras dengan itu, mahasiswa Manajemen FEB UNAIR, Valina Sinka Irawan juga mengungkapkan bahwa AI membantunya mempermudah pembelajaran dan pekerjaan sehari-hari.
“Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa AI kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam pembelajaran maupun pekerjaan. Seperti dahulu saat internet mulai ada, internet menjadi suatu hal yang sangat aneh namun berguna untuk kemudahan pekerjaan manusia,” ungkap mahasiswi FEB UNAIR itu.
Menurut Valina, penggunaan AI bukanlah suatu dosa, melainkan adalah salah satu cara memanfaatkan kecanggihan teknologi. “Penggunaan AI tidak hanya sekedar seperti mesin pencarian, namun melatih mahasiswa untuk membuat prompt yang komprehensif. Sehingga, AI dapat memberikan referensi yang komprehensif sesuai dengan standard pembelajaran. Sudah seharusnya kita beradaptasi dengan perubahan agar tidak tergeser oleh teknologi dan zaman. Dalam hal ini, kita mengutilisasi AI bukan diperbudak oleh teknologi,” tutupnya di akhir sesi wawancara. (ita)