Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) kepada pelaku UMKM terus menunjukkan performa yang positif dari tahun ke tahun.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah bankjatim R. Arief Wicaksono dalam kegiatan Sosialisasi Kebijakan Penyaluran KUR Tahun 2024 dan Evaluasi Penyaluran KUR Tahun 2023, Jumat (05/01).
Bertempat di Hotel Aston Batu, sosialisasi tersebut dihadiri oleh Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Gede Edy Prasetya, Direktur Kelembagaan dan Pelayanan PT Jamkrindo Abdul Bari, Pemimpin Wilayah Surabaya PT Askrindo Jaja Jatnika, Pjs. Vice President Kredit Mikro bankjatim Teguh Sunyoto, Pjs. Vice President Kredit Ritel dan Menengah bankjatim Firman Iswahyudi M, serta oara Pimcab bankjatim.
Arief menjelaskan, program KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau invetasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha, dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak (feasible) namun belum memiliki agunan tambahan (unbankable).
Tujuannya, meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing UMKM, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
”Kami bersyukur dalam perkembangannya, KUR bankjatim mendapatkan antusias luar biasa di kalangan masyarakat Jawa Timur, khususnya pelaku UMKM. Hal tersebut dibuktikan dengan terus meningkatnya kuota dan angka penyaluran KUR bankjatim terhadap pelaku usaha sejak tahun 2021,” paparnya.
Dia mengungkapkan, pada tahun 2021, bankjatim mendapat kuota KUR sebesar Rp 700 miliar. Dari angka tersebut, yang berhasil disalurkan sebesar 88,7 persen. ”Untuk jumlah debitur KUR tahun 2021 sendiri sebanyak 4.928,” tutur Arief.
Selanjutnya, tahun 2022 bankjatim berhasil memperoleh kuota KUR senilai Rp 2,5 triliun. Prosentase penyalurannya sekitar 95,19 persen dengan jumlah debitur 19.159 orang.
”Angkanya meningkat signifikan. Maka dari itu pada tahun tersebut, bankjatim berhasil mendapat penghargaan sebagai bank penyalur kredit KUR terbaik se-Jawa Timur,” tegas Arief.
Selanjutnya tahun 2023 kuota KUR bankjatim juga meningkat lagi yaitu di angka Rp 2,89 triliun. Yang sukses disalurkan sekitar 96 persennya dengan jumlah debitur 22.253.
Menurut Arief, semua data tersebut menunjukkan bahwa bankjatim sangat dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi mitra KUR.
Terlebih lagi, tahun ini bankjatim juga telah dipercaya untuk menyalurkan KUR Syariah. Sejak dilaunching November 2023, antusiasme masyarakat terhadap KUR Syariah bankjatim cukup tinggi.
”Dalam dua bulan pertama ini, KUR Syariah bankjatim sudah bisa realisasi Rp 11,959 miliar. Kami optimis KUR Syariah akan tumbuh pesat mengingat di Jawa Timur banyak sekali pondok pesantren,” tambahnya.
Pihaknya berharap, kegiatan sosialisasi seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan sebagai wujud bankjatim hadir dalam memenuhi kebutuhan finansial masyarakat Jawa Timur, khususnya bagi pelaku UMKM.
”Seperti yang diketahui bersama, UMKM punya peran penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Sebab, pelaku UMKM merupakan bagian terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat dan sekaligus penopang perekonomian Indonesia yang memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja cukup besar. Jadi harus didukung keberadaannya,” tegas Arief.
Oleh karena itu, support program pembiayaan dinilai sangat penting karena dapat menumbuhkan pelaku usaha baru serta bisa meningkatkan daya saing UMKM agar mampu meningkat ke skala usaha yang lebih besar lagi.
”Kami tentu berharap dengan adanya program KUR ini dapat membuat UMKM bertransformasi dan naik kelas menjadi usaha menengah sampai usaha besar,” tegas Arief. (ita)