Calon Presiden PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo memberikan pidato politik yang menohok terkait dengan persaingan dalam Pilpres 2024.
Ia membicarakan banyak hal mulai dari kekuatan suara rakyat hingga memanfaatkan potensi bonus demografi, namun yang paling disoroti adalah bagaimana ia mengungkit terkait dengan penggunaan alat negara dalam pesta demokrasi.
Sebelum berpidato, Ganjar mengucapkan terima kasih kepada relawan, kepala daerah, anggota DPRD dan DPR RI yang hadir termasuk perwakilan dari partai pengusung. Ia juga sempat bertanya kepada beberapa pendukung soal harapan mereka. Pidato ini sendiri terjadi di GOR Jatidiri, Kota Semarang, Sabtu (04/11).
Setelah itu Ganjar memulai pidatonya dengan keyakinan suara-suara yang sudah dikumpulkan dari berbagai pihak. Berikut pidato lengkapnya:
Terima kasih semua hadir. Saya mau menyampaikan ulang, yang pertama, apa yang sudah disampaikan bu Mega, oleh partai pengusung, baik dari PPP, baik dari Perindo, baik dari Hanura, baik dari relawan yang semua sudah bersepakat, mereka akan membawa suara ini bersama-sama antara partai pengusung, relawan, semua yang ada di seluruh dunia. Sudah siap?
Saya ingin ulangi sekali lagi, ini bukan cerita Ganjar, ini bukan cerita Mahfud, bukan cerita kekuasaan, tapi ini cerita tentang Indonesia ke depan. Ini tentang cerita bagaimana memenuhi hak atau suara rakyat yang akan disampaikan dalam program.
Bapak, ibu, saya pernah menjadi kepala daerah, teman-teman bupati, wali kota ada di sana. Kami hadir, berdiri di sini pasti hasil jerih payah kita bersama-sama, kita berjuang bersama, kita menangis bersama, tertawa bersama. Kami-kami ini tidak bisa berdiri di sini tanpa panjengan semua, tidak bisa.
Kami berdiri di sini karena perjuangan bersama, termasuk perjuangan dari anda semua, dari anda semuanya, dari panjenengan semuanya.
Kami kader-kader partai berjuang bersama rakyat, ooo, kekuatanya sangat luar biasa, ini kekuatan rakyat yang sejati. Kita kader, kita rakyat, kita bersatu bersama-sama untuk memenangkan pemilihan presiden, pemilihan legislatif, dengan molaritas yang baik, dengan kata-kata yang baik. Karena dengan ketulusan inilah yang bikin kita menang.
Kami tidak punya pasukan khusus. Kami tidak bisa menggerakkan alat negara. Yang bisa adalah bergerak bersama rakyat. Yang bisa adalah kita bersatu, untuk apa? Untuk menang? Apakah kalau menang selesai? Tidak. Mbak Puan mengatakan tadi kita tidak bisa menggerakkan itu.
Tapi kita bukan orang-orang yang bisa diinjak. Kita bukan orang-orang yang bisa ditendang, kita bukan orang orang yang bisa ditekan. Karena demokrasi punya haknya dan panjenengan bisa menentukan sendiri.
Kita hanya ingin rakyat ini punya hak kesehatan yang baik, bisa sekolah dengan baik, yang dari keluarga tidak mampu pun punya hak yang sama untuk bisa sampai sarjana. Kita inginkan itu bapak, ibu, anak-anak kita, generasi-generasi milenial yang tadi ada, punya ruang kreatif yang lebih banyak, akses internet yang lebih mudah, pikiran-pikiran dengan kreatif bisa di akomodasi. Itulah generasi berikutnya yang kita harapkan, kita panen karena kita punya bonus demografi, bukan malapetaka demografi. Itulah yang sedang kita siapkan
Anak-anak yang peduli lingkungan yang mesti kita berikan ruang ekonomi sekuler yang bisa mereka lakukan. Ada yang mengelola sampah, ada yang membuat aplikasi. Wo, ada Banyumas di sana, Banyumas itu punya aplikasi pengelolaan sampah yang keren, yang sudah sampai ke PBB, sampai ke Jepang. Dan itu bisa kita tiru dan bisa kita nasionalkan.
Maka bapak ibu sekalian, kita berdiri di sini untuk menyatukan pikiran, menyatukan kekuatan. Waktu kita tidak terlalu banyak, maka mari semua akan bergerak, semua akan menjadi matanya kekuatan, akan menjadi telinga kekuatan rakyat, dan kemudian akan menjadi gerakan rakyat untuk memenangkan.
Mbak Puan sudah menyampaikan tadi, kalau ada yang menekan panjenengan, laporkan! TPD, tim pemenangan daerah akan standby, dan tentu saja ada doa yang tulus, ada gerakan yang tulus, dan itulah yang akan kita wujudkan.
Terima kasih bapak-ibu sudah hadir, kita bersama-sama bergerak. Tadi saya dari Makasar, mbak Puan dari Surabaya, kita ingin berjumpa dengan panjenengan untuk menjelaskan bahwa kita adalah kekuatan rakyat yang bersatu untuk kemenangan yang bermartabat. Terima kasih untuk semuanya, salam untuk keluarga. (gp)