Reog Warisan Budaya Tak Benda Dunia
PERISTIWA SENI BUDAYA

Reog Warisan Budaya Tak Benda Dunia

Pada 27 Agustus 2023, kawasan Monas diramaikan dengan kegiatan yang bertajuk “Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023”. Sebuah kegiatan yang dilakukan sebagai implementasi dari kegiatan dan Program GNRM serta untuk memeriahkan Peringatan HUT ke-78 RI.

Pawai dimulai dari area lobi Gedung Perpustakaan Nasional RI, sekitar pukul 08.00 WIB, diawali dengan penyiapan rombongan Pawai Budaya Reog Ponorogo. Sambutan Sekretaris Kemenko Perekonomian, selaku Ketua Umum Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO) menjadi pembuka acara. PAWARGO mewakili rombongan pawai paling depan dengan menampilkan 10 dadak merak Reog Ponorogo beserta 300 penari, pengrawit, penabuh gamelan, dan pendukung gelaran Reog Ponorogo.

“Perjuangan Reog Ponorogo sudah sangat panjang untuk dapat diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO. Pada 2022, pemerintah mengusulkan jamu terlebih dahulu. Alhamdulillah pada 2023, kita telah mendapatkan konfirmasi bahwa Reog Ponorogo masuk ke dalam list ke-39 sebagai WBTb UNESCO, yang akan disidangkan pada 2024,” papar Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam sambutannya.

Ketua Umum PAWARGO menyampaikan terima kasih kepada Kemenko PMK selaku Koordinator GNRM, Kemenko Perekonomian selaku Koordinator GIMa, seluruh K/L terkait, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang telah menyelenggarakan acara Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023.

Pada barisan depan pawai, tampak rombongan Reog Ponorogo, diikuti berbagai rombongan lainnya, mulai dari Pencak Silat Betawi, Komunitas Jamu Gendong, Komunitas Kebaya Nasional dan rombongan budaya lainnya dari berbagai daerah. Pawai menyusuri Jl Medan Merdeka Selatan dan berhenti di depan Kementerian ESDM untuk menampilkan Tarian Ganong.

Kemudian, rombongan kesenian daerah itu menyusuri Jl Medan Merdeka Barat dan berhenti di Museum Nasional untuk disambut Palang Pintu Pencak Silat Betawi. Selanjutnya, menuju titik akhir di depan kantor Kemenko PMK.

Rombongan pawai yang dipimpin Sesmenko Perekonomian bersama Deputi V Kemenko PMK dan Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan langsung disambut dan diterima oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, didampingi Dirjen Kebudayaan dan Dirjen PDP Kementerian Desa dan PDTT.

Di area Kantor Kemenko PMK, ditampilkan Tari Saman dari Aceh dan sambutan dari Menko PMK. Dalam sambutannya, Menko PMK menyampaikan bahwa Reog Ponorogo merupakan warisan budaya yang sudah diperjuangkan pemerintah untuk masuk sebagai WBTb UNESCO dan saat ini sudah masuk dalam list untuk dibahas di tahun depan.

“Acara pawai budaya ini ditujukan untuk menegaskan kembali komitmen Pemerintah dan menguatkan legitimasi Reog Ponorogo sebagai WBTb,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid merinci lebih lanjut upaya yang telah dilakukan sejak 2022. Selanjutnya, juga ditampilkan secara penuh gelaran Reog Ponorogo Garapan selama sekitar 45 menit, yang menampilkan fragmen tari dan gelaran 10 dadak merak yang menggambarkan cerita sejarah Reog Ponorogo sejak zaman Majapahit.

Acara utama dari rangkaian acara ini adalah penyerahan secara simbolis dokumen (dosier) pemenuhan persyaratan UNESCO, yang diserahkan oleh Sesmenko Perekonomian selaku Ketua Umum PAWARGO (mewakili Kabupaten Ponorogo) kepada Menko PMK selaku Koordinator GNRM. Selanjutnya, Menko PMK langsung menyerahkan kepada Dirjen Kebudayaan untuk dapat ditindaklanjuti dalam pemenuhan persyaratan untuk menjadi WBTb UNESCO.

Pada kesempatan itu, Menko PMK berpesan kepada Dirjen Kebudayaan untuk secara serius mengawal hingga berhasilnya penetapan Reog Ponorogo sebagai WBTb UNESCO. Acara itu juga diisi dengan Gerakan Minum Jamu Bersama, yang dipimpin Menko PMK bersama Sestama Badan POM dan seluruh Pejabat dari K/L terkait yang hadir.

Acara akhirnya ditutup dengan pagelaran musik angklung bersama Saung Mang Udjo, yang mengajak seluruh hadirin untuk bermain angklung bersama. Perlu diketahui, sebagai upaya memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia, dari lima program dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), sesuai Instruksi Presiden nomor 12 tahun 2016, salah satunya adalah Program Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa).

Di mana, fokus gerakan tersebut yaitu pada peningkatan apresiasi seni, kreativitas karya budaya dan warisan budaya. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diberikan tugas mengoordinasikan Program GIMa dan bertanggung jawab atas terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang mandiri.

Sejalan dengan hal tersebut, sebagai bagian dari upaya peningkatan apresiasi seni dan warisan budaya Indonesia, Kemenko Perekonomian mengikuti kegiatan yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Kemenko PMK selaku koordinator dari program GNRM. (indonesia.go.id)