Eri Cahyadi Minta Surabaya Didoakan
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Eri Cahyadi Minta Surabaya Didoakan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri Haul Masyayikh (K.H Mas Muhibbin ke-67, K.H. Mas Muhammad Nur ke-19, dan Nyai Hj, Maryam ke-13) di Pondok Pesantren Salaf Al Muhibbin Tambak Langon Asemrowo Surabaya, Selasa (22/08). Hadir pula dalam Haul Masyayikh itu sejumlah masyayikh, habaib dan para alim ulama di Kota Surabaya.

Pada kesempatan itu, Eri Cahyadi menjelaskan bahwa acara haul ini menjadi pembelaran buat dirinya sendiri dan juga bagi seluruh jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sebab, haul itu artinya memperingati dan juga mengenang perjuangan beliau semasam hidupnya.

“Jadi, perjuangan beliau harus kita teruskan dan tidak boleh berhenti berjuang, terutama dalam melestarikan ahlussunnah wal jamaah di seluruh Kota Surabaya, mulai ujung barat-timur dan utara-selatan,” kata Eri dalam sambutannya dalam acara haul tersebut.

Menurutnya, Kota Surabaya ini adalah kota santri, kotanya para habaib, masyayikh dan para alim ulama. Karenanya, Eri juga memohon doa kepada para habaib, masyayikh, kiai dan para alim ulama itu agar Surabaya dijauhkan dari bencana, dijauhkan dari balak dan malapetaka. Apalagi, ia sadar bahwa Surabaya ini bisa tenang seperti sekarang ini karena berkat doanya dari para habaib, masyayikh, kiai dan para alim ulama itu.

“Kalau saya dan seluruh jajaran Pemkot Surabaya sebagai umaro’ tidak tawaduk kepada habaib, masyayikh, kiai dan para alim ulama, insyaallah Surabaya ini akan hancur,” katanya.

Selain itu, ia juga berharap doanya para habaib, masyayikh, kiai dan para alim ulama itu agar Surabaya selalu guyub dan rukun. Sebab, sebentar lagi akan menghadapi pemilu. “Mohon didoakan Surabaya meskipun kita beda pendapat dan beda pilihan, tidak perlu saling menghujat dan menjatuhkan, serta tidak perlu saling fitnah, itulah yang saya harapkan di Kota Surabaya ini,” tegasnya.

Wali Kota Eri sangat yakin dengan doanya para habaib, masyayikh, kiai dan para alim ulama itu maka Surabaya akan tetap guyub rukun dan gotong royong, sehingga Surabaya tetap tenang dan terus menjaga tali persaudaraan hingga hari akhir.

“Saya juga mohon doanya supaya saya bisa menghijaukan Surabaya dengan ahlussunnah wal jamaah. Tanpa restu dari habaib, masyayikh, kiai dan para alim ulama, tidak mungkin saya bisa menghijaukan Surabaya dengan ahlussunnah wal jamaah,” pungkasnya. (ita)