Ganjar Dorong Koperasi Naik Kelas
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Ganjar Dorong Koperasi Naik Kelas

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengagas agar koperasi bisa naik kelas. Sehingga koperasi makin maju dan mampu menyejahterakan anggotanya.

“Pembinaan masih perlu dilakukan agar koperasi bisa naik kelas. Saya dorong koperasi itu anggotanya harus banyak,” kata Ganjar, seusai membuka kegiatan Peringatan Hari Koperasi ke-46 Tingkat Provinsi, di Gedung Serba Guna Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (21/07).

Menurut Ganjar, jumlah anggota yang banyak itu akan berdampak pada tingkat kesejahteraan anggotanya. Karena mereka bisa memanfaatkan secara maksimal koperasi. Misalnya, koperasi susu di Boyolali. Pada koperasi itu perlu memerhatikan tidak hanya produk susu sapi, tapi juga segi kondisi ternak, pasokan, dan lainnya.

“Perlu diperhatikan setiap usaha jangan berhenti di situ, supply chain (jaringan proses produksi) mesti diatur. Sapi, misalnya, ada koperasi susu. Bagaimana memelihara ternaknya, bagaimana pasokannya (pakan). Dia beli atau buat sendiri,” terangnya.

Sehingga, lanjut gubernur, kalau itu bisa dikejakan sendiri oleh anggotanya, banyak sekali unit usaha yang mereka bisa bentuk dalam satu koperasi. Oleh karena itu, mereka perlu mendapat pendampingan seperti pelatihan manajemen, akses keuangan, pemasaran dan sejenisnya, agar koperasi berjalan dan menyejahterakan anggotanya.

Dalam perayaan Hari Koperasi tersebur, Ganjar mendorong semua pihak bisa memanfaatkan komunitas untuk menjalankan koperasi. Seperti mahasiswa, kelompok petani, KUD, pondok pesantren, sekolah, angkutan umum, hingga ojol. Agar koperasi bisa jadi saka guru kekuatan ekonomi.

Ganjar meminta koperasi yang kecil untuk merger. Dengan demikian, jumlah anggota koperasi semakin banyak. Sebab, kalau anggotanya hanya kisaran 25 orang, dia ragu koperasi bisa berkembang.

“Kita minta dinas, yuk dievaluasi. Koperasi yang tidak jalan, sudah kita coret. Koperasi yang bagus kita bina,” ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Eddy Sulistyo Bramiyanto menyatakan, pada masa pandemi lalu, pada 2020 hingga 2022, jumlah koperasi ada sekitar 21 ribu unit. Pada masa pandemi, beberapa koperasi banyak yang tidak aktif.

“Kami sedang dalam posisi bina, kalau bisa kita mergerkan, kita mergerkan. Supaya bisa aktif lagi. Mulai sekarang sudah mulai tumbuh saat ini. Di tahun 2023 ini tumbuh sekitar angka mendekati 10 persen,” ujarnya. (hms)