iStow Buatan ITS Diserahkan ke KNKT
PERISTIWA TEKNOLOGI

iStow Buatan ITS Diserahkan ke KNKT

Setelah berkiprah hingga skala internasional sejak kali pertama dicetuskan pada 2006, iStow buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang merupakan satu-satunya stowage planning software karya Indonesia ini berkesempatan untuk diterapkan lebih luas lagi di tanah air.

Langkah ini diresmikan melalui serah terima hasil inovasi iStow kepada Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Dr Ir Soerjanto Tjahjono di Gedung Rektorat ITS, Jumat (24/2).

Ketua KNKT Dr Ir Soerjanto Tjahjono menyambut hangat amanah yang diberikan ITS tersebut. Menurut Soerjanto, pada sektor maritim di Indonesia, iStow yang merupakan software untuk merencanakan pemuatan kapal ini nantinya dapat diterapkan pada seluruh kapal di Indonesia yang akan berlayar. “Permasalahan utama kasus tenggelamnya kapal saat ini adalah pada masalah stabilitas, di sinilah peran iStow sangat dibutuhkan,” terangnya.

Sebagai salah satu penyokong utama iStow, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang diwakili oleh Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Beasiswa Agam Bayu Suryanto SE MBA menekankan intensi dukungan lanjutannya untuk iStow dan KNKT.

“Kebanggaan bagi LPDP untuk turut berkontribusi dalam keberhasilan pengembangan iStow selama ini, kami akan terbuka dengan kesempatan riset dan potensi lanjutannya,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Peneliti iStow ITS Dr Ing Ir Setyo Nugroho menjelaskan, saat ini iStow telah mengantongi berbagai sertifikat internasional dengan kredibilitas yang tinggi. Hal inilah yang ia yakini bahwa implementasi iStow telah diakui aman secara global.

“iStow menggunakan perhitungan stabilitas dan kekuatan kapal sesuai dengan kriteria keselamatan dari International Maritime Organization (IMO),” ungkap Kepala Departemen Teknik Transportasi Laut ITS ini.

Lelaki berkacamata ini menjelaskan lebih dalam bahwa saat ini kondisi kapal di Indonesia masih banyak yang belum menggunakan standar perhitungan muatan yang sesuai standar. Yakni mulai dari rawan terhadap kesalahan manusia hingga akurasi perhitungan yang tidak memenuhi standar. Hal ini juga yang memicu berbagai kecelakaan maritim masih banyak terjadi.

Menyambung pernyataan tersebut, Ketua KNKT mengakui bahwa saat ini pembuatan stowage plan masih dilakukan manual dengan tingkat kesalahan yang masih tinggi. Peran iStow akan menjadi kesempatan sekaligus tantangan baru yang prospektif bagi sektor maritim di Indonesia. “iStow telah dibantu dengan transformasi digital, sehingga proses perencanaan pemuatan sangat cepat,” paparnya.

Diungkapkan oleh Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD bahwa selama proses pengembangan iStow kurang lebih 17 tahun ini, LPDP telah memberikan banyak dukungan yang dapat dimanfaatkan dengan sangat baik. “Hal ini juga yang memicu optimalisasi pengembangan iStow bisa tercapai,” tuturnya.

Menyinggung prospek iStow ke depan, Bambang menyatakan bahwa ITS membutuhkan dukungan lebih banyak mitra industri agar harapan inovasi ini untuk meningkatkan keamanan maritim dapat tercapai. “Di sinilah ITS yakin bahwa KNKT dapat memanfaatkan iSTow lebih progresif dan menyeluruh,” tegasnya optimistis. (its)