Persis empat tahun lalu, 14 Februari 2019 sore hari menjelang maghrib Khofifah- Emil yang dilatik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur oleh Presiden RI Joko Widodo memulai memasuki Gedung Negara Grahadi.
Kemarin (Senen 13/2) merupakan tahun ke empat dilantiknya Khofifah- Emil sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Oleh Presiden RI Joko Widodo. Suasana haru menyelimuti tasyakuran 4 tahun kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakilnya Emil Elestianto Dardak di Gedung Negara Grahadi, Senin (13/02) petang.
Pada kesempatan itu, Gubernur Khofifah tak banyak menyampaikan kata sambutan. Sebagai pucuk pimpinan di provinsi terbesar kedua di Indonesia itu, Gubernur Khofifah hanya memperbanyak ucapan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan pada seluruh jajaran Pemprov Jatim.
“Saya menyampaikan terima kasih. Kedua terima kasih. dan ketiga Terima kasih. Terima kasih semuanya, matur nuwun pak Wagub , terima kasih semua support ASN Pemprov Jatim. Terimakasih semua dukungan masyarakat Jawa Timur khususnya media dan para jurnalis. Terimakasih do’a para Ulama Jawa Timur. Mohon maaf jika ada khilaf,” kata Gubernur Khofifah sembari menitikkan air mata.
Ucapan terima kasih dari Gubernur perempuan pertama di Jatim itu didedikasikan tidak hanya untuk partner kerjanya Wakil Gubernur Jatim dan kepala organisasi perangkat daerah di Jatim tetapi juga kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Jatim, termasuk para pegawai tidak tetap (PTT) serta semua masyarakat Jawa Timur.
“Seluruh kawan-kawan pimpinan OPD Pemprov Jatim seluruh tim semuanya kepala cabang dinas, UPT-UPT semuanya terima kasih,” ucapnya. “Saya sangat mencintai panjenengan semua salam hormat saya kepada staf termasuk seluruh PTT,” imbuhnya.
Khofifah menyebut semua keberhasilan, capaian dan apresiasi yang banyak diperoleh Pemprov Jawa Timur adalah hasil kerja keras semua pihak termasuk para staf di Pemprov Jatim. Ia juga menyampaikan bahwa kerja keras yang telah dilakukan juga harus disertai dengan kecerdasan dan profesionalitas.
“Salam hormat saya karena mereka operator-operator itu, kita bisa mendapatkan sangat banyak apresiasi karena kita bersatu karena kita solid,” tuturnya.
Tak hanya itu, Mantan Menteri Sosial RI ini juga mengajak seluruh pegawai Pemprov Jatim untuk bekerja lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat Jawa Timur.
“Ayo dijaga lebih bagus lagi lebih kompak lagi lebih solid lagi lebih berprestasi lagi dan memberikan manfaat serta keberkahan bagi seluruh masyarakat Jawa Timur,” ajaknya.
Ia menegaskan bahwa janji kampanye yang dirumuskan dalam Nawa Bhakti Satya tetap menjadi prioritas utama bagi Khofifah Emil dalam memimpin Jawa Timur di sisa masa jabatannya saat ini. Pasalnya dalam setiap pertanggung jawabanya kepada DPRD Jatim, 11 indeks kinerja utama (IKU) pasti basis capaiannya yang di _break down_ dari Nawa Bhakti Satya.
“Tetap Nawa Bhakti Satya karena itu janji kampanye dulu yang telah dirumuskan dalam 11 IKU , di detailkan dalam RKPD dan RPJMD,” tuturnya.
Sementara Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasi atas iklim guyub, rukun, dan semangat juang yang terus dibangun baik di jajaran Pemprov Jatim maupun seluruh lapisan masyarakat di Jawa Timur. Ia juga mengatakan bahwa kondusifitas Jawa Timur juga merupakan andil dari Forkopimda, Ormas dan seluruh jajarannya.
“Terima kasih kami khusus kepada Forkopimda dan seluruh jajarannya ormas civil society dan seluruh jajarannya yang telah menjadi Mitra yang luar biasa untuk menjaga kondusifitas karena kondusifitas adalah prasyarat dari kemajuan syarat dari pembangunan,” ucap Emil Dardak.
Kemudia secara khusus Emil mengaybahwa dirinya menjadi saksi bagiamana totalitas Gubernur Khofifah dalam menjaga stabilitas sosiopolitik maupun maslaha kebencanaan yang menimpa Jawa Timur. Dan memastikan Jawa Timur menjadi Provinsi yang stabil secara keseluruhan.
“Saya sebagai wakil gubernur menjadi saksi bagaimana Ibu Gubernur bekerja tanpa istirahat kalau menurut saya benar-benar untuk bisa menjadi nahkoda dalam menjaga stabilitas Jawa Timur baik secara sosiopolitik maupun dalam menghadapi pandemi situasi seperti bencana,” tuturnya. (ita)