Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyiapkan strategi baru dalam penanganan kemiskinan dan persoalan stunting. Ganjar akan membuat program micro targeting, dengan menggandeng kepala desa hingga camat di semua daerah di Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri acara Rakornas Forkopimda 2023 di Sentul, Bogor, Selasa (17/01). Dalam acara yang dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo itu, seluruh kepala daerah dan jajaran Forkopimda hadir untuk menerima pengarahan.
Ada beberapa hal yang ditekankan Jokowi dalam pertemuan itu. Satu di antaranya adalah persoalan penanganan kemiskinan dan stunting.
“Saya kira Pak Presiden sedang mengibarkan bendera start untuk tahun anggaran 2023, agar semuanya siap,” kata Ganjar.
Termasuk, lanjut dia, bagaimana penanganan kemiskinan dan stunting. Jawa Tengah akan menyambut cepat arahan presiden, dengan membuat program penanganan kemiskinan dan stunting dengan micro targeting.
“Sehingga kita harapkan bisa ketahuan dengan detail, yang miskin siapa, datanya di mana saja, jumlahnya berapa, intervensinya seperti apa. Dan kalau sudah ada, penanganannya mesti dilakukan secara kolaboratif,” ucapnya.
Selama ini, kata Ganjar, program penanganan kemiskinan dan stunting di wilayahnya sudah berjalan dengan baik. Namun, pascapandemi, ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan.
“Tapi kami tetap siaga. Maka insyaallah mulai minggu ini kami akan roadshow di beberapa tempat, dan memberikan penugasan pada kawan-kawan kades untuk mendata dengan detail. Camat saya minta mengoordinasikan, dan masing-masing bupati akan bertanggung jawab di daerah-daerahnya,” tegas gubernur.
Tidak hanya itu, Ganjar juga menyoroti tentang pesan presiden agar mempermudah investasi. Juga penggunaan APBD dan APBN bisa menstimulus pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan kemiskinan.
“Maka harapannya, setelah pengarahan ini, kami semua akan makin solid, dan siap untuk betul-betul menghadapi 2023. Lebih pasti, lebih terukur, dengan target yang lebih jelas,” pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya memberikan sejumlah arahan. Di antaranya terkait inflasi, kemiskinan ekstrem, stunting, peningkatan investasi, dan pemanfaatan anggaran untuk kemakmuran rakyat.
“Inflasi itu sekarang jadi momok semua negara. Patut kita syukuri inflasi kita 5,5 persen. Lihat negara lain bahkan hingga 92 persen. Saya minta seluruh gubernur, bupati/ wali kota bersama Bank Indonesia, terus menjaga inflasi ini, dengan memantau harga barang dan jasa yang ada di lapangan,” katanya.
Terkait kemiskinan ekstrem, Jokowi mengatakan, semua pihak harus bekerja keras dan bergotong royong untuk menyelesaikan. Menurutnya, semua data sudah ada, cara penyelesaian, juga sudah paham cara mengintervensinya.
“Termasuk penanganan stunting, semua data itu sudah ada. Tinggal ditangani secara serius. Kita bisa belajar dari penanganan pandemi. Kalau sungguh-sungguh dan bekerja keras seperti saat penanganan Covid-19, maka saya yakin pasti bisa,” tegasnya. (hms)