Sejumlah rumah sehat di beberapa wilayah kelurahan Surabaya sudah mulai beroperasi. Bahkan, beberapa di antaranya sudah mulai ditempati orang tanpa gejala (OTG). Ruang isolasi mandiri ini disiapkan atas dasar gotong-royong demi melindungi dan menyelamatkan warga.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, kapasitas rumah sehat di Surabaya totalnya saat ini sekitar 2.346. Setidaknya ada enam rumah sehat yang sudah mulai dimanfaatkan oleh warga. Salah satunya berada di SDN Tambaksari III dan SMPN 29 Surabaya.
“Kapasitas rumah sehat totalnya sekarang sekitar 2.346. Untuk yang sudah beroperasi dan berpenghuni itu ada enam rumah sehat,” kata Feny sapaan lekatnya, Sabtu (31/07).
Feny menjelaskan, setiap harinya petugas puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan warga yang menjalani perawatan di rumah sehat. Petugas rutin memeriksa kondisi fisik hingga saturasi oksigen warga. “Setiap hari pukul 13.00 WIB petugas puskesmas selalu memeriksa kesehatan fisik dan saturasi warga yang ada di rumah sehat itu,” ungkap dia.
Meski demikian, Feny menyebut, sebelum warga menjalani perawatan di rumah sehat, pihak puskesmas melakukan skrining atau pemeriksaan. Screening dilakukan untuk menentukan apakah kondisi fisik warga itu layak untuk menjalani perawatan di rumah sehat.
“Jadi sebelum masuk ke rumah sehat petugas puskesmas melakukan pemeriksaan kondisi fisik pasien secara medis, apakah layak masuk ke rumah sehat atau harus ke rumah sakit,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Tambaksari, Kecamatan Tambaksari Surabaya, Ribut Madyono mengatakan, rumah sehat di wilayahnya sudah beroperasi sejak tiga hari yang lalu atau tanggal 28 Juli 2021. Lokasinya berada di gedung SDN Tambaksari III Surabaya. “Sejak tiga hari yang lalu rumah sehat ini sudah dioperasionalkan. Sekarang ini ada dua warga yang menjalani perawatan,” kata Ribut.
Ia menjelaskan, bahwa gagasan mendirikan rumah sehat ini diinisiasi oleh warga. Ini sebagai upaya melindungi dan menyelamatkan warga di wilayah kelurahannya. Tak hanya sekadar mendukung penyiapan sarana prasarana, namun pemantauan juga dilakukan rutin oleh warga beserta petugas kecamatan dan puskesmas.
“Adanya rumah sehat ini mendapat sambutan yang luar biasa dari warga. Meski awalnya warga yang paling dekat itu ada rasa khawatir. Sehingga kita kemudian gandeng RT/RW untuk edukasi dan akhirnya warga sangat mendukung,” ujar Ribut.
Pihaknya pun berharap, adanya rumah sehat ini membuat warga di wilayah kelurahannya semakin peduli dan disiplin terhadap protokol kesehatan. Utamanya, peduli terhadap tetangga di sekitar yang terdampak pandemi Covid-19.
“Harapan saya itu dengan kondisi seperti ini warga juga makin paham dan peduli dengan protokol kesehatan agar pandemi ini bisa segera hilang,” harapnya.
Salah satu warga yang menjalani perawatan di rumah sehat SDN Tambaksari III, sebut saja SR. Warga Kelurahan Tambaksari ini sejak tiga hari lalu atau 28 Juli 2021 menjalani perawatan di rumah sehat. Kini, RS pun mengaku kondisinya semakin membaik.
“Kalau sekarang ini semakin sehat, penciuman sudah normal. Sejak Rabu (28/7) saya masuk di rumah sehat, cuma waktu hasil antigennya ketahuan hari Minggu (25/7),” kata SR saat dihubungi melalui sambungan telepon.
SR juga mengaku, setiap harinya petugas kesehatan (nakes) dari puskesmas datang melakukan pemeriksaan. Bahkan, pengurus RT/RW bersama LPMK juga rutin memantau sembari berjaga di depan sekolah.
“Kalau maemnya (makannya) Alhamdulillah juga tidak pernah terlambat. Sehari tiga kali dikirim oleh petugas dari pemkot. Pengurus RW tiap hari juga mantau, kemarin saja jaga malam Pak RW dan wakilnya sama tim keamanan,” tandasnya. (ita)