Situs Warungboto Mendadak Tenar
JALAN-JALAN PERISTIWA

Situs Warungboto Mendadak Tenar

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB dan mentari masih saja menyemburkan sinar teriknya ketika tiba-tiba saja raungan suara sirene kendaraan patroli kepolisian memecahkan konsentrasi warga.

Mereka tengah berkumpul di sekitar kawasan situs cagar budaya Pesanggrahan Rejawinangun, ketika kendaraan warna putih bergaris biru itu berhasil mengalihkan perhatian warga.

Kendaraan polisi itu tidak sendirian karena di belakangnya lagi-lagi muncul tiga kendaraan berukuran lebih besar warna gelap diikuti sejumlah kendaraan lebih kecil mengekor mengikuti.

Rombongan ini kemudian berhenti tepat di depan gerbang situs bersejarah yang berada di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta itu. Tak lama, selusinan aparat keamanan berseragam seperti polisi dan beberapa tentara pun tanpa dikomando mulai membentuk semacam pagar.

Bersamaan dengan itu, sejumlah pria berbadan tegap, sebagian memakai batik dan safari warna gelap tampak berlarian menuju arah salah satu kendaraan yang sedang terparkir.

Tak lama, pintu kendaraan terbuka dan dari dalam keluar seorang perempuan muda berbaju kebaya merah marun serta kain tenun. Ia diikuti oleh pria muda berbaju senada dan celana hitam. Mereka tampak serasi dengan pakaian yang dikenakan siang itu.

Keriuhan dari kerumuman warga pun lantas muncul begitu mengetahui gerangan kedua orang yang dimaksud tadi.

Keduanya, diikuti beberapa orang berbadan tegap dan rombongan kecil orang-orang berkemeja dan celana jeans biru muda langsung memasuki pintu gerbang Pesanggrahan Rejowinangun.

Tempat ini merupakan buah ide Gusti Raden Mas Sundoro yang dibangun pada 1785. GRM Sundoro merupakan nama remaja dari Sultan Hamengkubuwono II.

Cagar budaya Yogyakarta tersebut berada di antara Kelurahan Rejawinangun dan Warungboto. Masyarakat juga mengetahuinya sebagai situs Warungboto. Meski seiring waktu, pesanggrahan itu lebih dikenal dengan sebutan Umbul Warungboto lantaran ada sumber mata air yang mengisi kolam-kolam di dalamnya.

Ada tiga bangunan di situs Warungboto. Bangunan utama meliputi kolam dan mata air, pernah berfungsi sebagai tempat mandi sultan dan para kerabat. Kini, kolam itu kering, mata airnya tak lagi aktif.

Selanjutnya, ada bangunan bertingkat di sisi selatan, yang jadi tempat raja melihat pemandangan. Satu bangunan lain berbentuk persegi panjang dengan sejumlah kamar di dalamnya.

Di dalam situs, mulai terjadi kesibukan ketika dua perempuan berkemeja putih mulai memasangkan selendang kain tenun panjang dengan cara disampirkan di bahu kanan si perempuan, hal sama juga dilakukan kepada si pria.

Belakangan baru diketahui kalau kain tadi ternyata adalah ulos, semacam selendang tenun khas suku Batak. Si pria juga dipasangkan kain sejenis secara melingkar, menutupi pinggang hingga batas dengkul termasuk untuk melapis celana panjangnya.

Tak berapa lama, pasangan tadi mulai diberikan pengarahan oleh seorang perempuan berambut pirang berkemeja putih lengan pendek.

Beberapa orang lainnya rupanya sudah siaga dengan alat kamera di tangan dan hanya dalam hitungan menit, kilatan cahaya langsung bersambaran dari alat bantu cahaya pada kamera diarahkan ke pasangan tadi.

Itulah sekelumit gambaran yang diceritakan Nandar, warga Gang Umbul 2 yang bersebelahan sisi dengan Pesanggrahan Rejawinangun mengenai peristiwa di Selasa siang, 12 September 2017.

Ia seperti tidak percaya bahwa situs yang baru dipugar Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta itu disinggahi oleh keluarga Presiden Joko Widodo.

Anak kedua pasangan Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana yaitu Kahiyang Ayu siang itu rupanya sedang bersiap melakukan foto prapernikahan (pre-wedding) dengan tambatan hatinya Bobby Afif Nasution.

Situs Warungboto hanya satu di antara beberapa objek wisata yang menjadi latar pemotretan prapernikahan pasangan Kahiyang-Bobby. Lokasi lainnya ada di sekitar pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dan Pulau Nusa Penida, Bali.

Foto-foto hasil pemotretan di situs Warungboto itu kemudian diunggah Kahiyang di akun media sosial Instagram, pada 30 Oktober 2017. Rupanya tanggapan para follower Mbak Ayang, demikian ia biasa disapa, sungguh di luar dugaan.

Ratusan ribu warganet pemilik akun di Instagram menyukai unggahan foto Mbak Ayang yang kemudian dinikahi calon suaminya pada 8 November 2017.

Sejak unggahan itu kemudian menjadi viral, Pesanggrahan Rejawinangun yang berarti membangun ‘kesejahteraan’, mulai sering didatangi pengunjung, kebanyakan adalah anak-anak muda.

Mereka umumnya tidak menyangka bahwa di tengah kota masih ada tempat peristirahatan Sultan serta keluarganya.

Sebagian masyarakat sekitar termasuk Nandar pun tak percaya kalau situs bersejarah itu bisa kembali bersolek dan bahkan menjadi lokasi pemotretan prapernikahan anak Presiden Joko Widodo.

Padahal, hingga era 1990-an, situs ini tak lebih dari bangunan kusam dan kumuh karena lumut dan semak belukar bertumbuh di sekitarnya. Hingga pada April 2016, sebuah upaya pemugaran besar-besaran akhirnya dilakukan oleh BPCB Yogyakarta terhadap aset bersejarah dibantu oleh hampir sekitar 100 tukang bangunan.

Pada 2017, pesanggrahan di Warungboto mulai berfungsi kembali, namun kali itu statusnya bukan lagi sebagai tempat beristirahat dan pemandian favorit sultan. Melainkan sebagai objek wisata, seperti halnya Pesanggrahan Tamansari yang juga turut diperbaiki.

Tidak ada tiket masuk ke dalam cagar budaya ini, dan hanya dikenai jasa parkir. Para pengunjung tak hanya datang dari Yogyakarta, tetapi dari provinsi lain di Jawa, bahkan luar pulau.

Kehadiran mereka sudah bisa ditebak karena selain berwisata, tentu saja mengincar untuk bisa berfoto di sejumlah lokasi foto favorit yang terdapat di dalam cagar budaya tersebut. Hasil jepretan mereka sudah pasti dipamerkan di media sosial.

Tak sedikit pula dari calon-calon pengantin yang menjadikan pesanggrahan para sultan ini sebagai latar foto prapernikahan mengikuti jejak Kahiyang-Bobby.

Kini, hampir 9.000 foto tersaji di media sosial yang menampilkan aneka sisi tempat tersebut sebagai latar para pengunjung berfoto dengan segala tingkah gayanya.

Mereka saja sudah berwisata ke Pesanggrahan Warungboto, kapan giliran kamu? Ditunggu ya kedatangannya di tempat ini serta objek-objek wisata lainnya di Yogyakarta serta kawasan lain di Indonesia.

Jangan lupa untuk selalu mematuhi anjuran pemerintah di masa pendemi ini. Selalu memakai masker, tak lupa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter, serta hindari selalu kerumuman.

Semua itu dilakukan sebagai langkah pencegahan dan penularan virus corona selain itu supaya aktivitas wisata yang dilakukan tetap bisa fun. Yuk, kita bangga berwisata di Indonesia saja. (indonesia.go.id)