Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Polrestabes Surabaya dan relawan Surabaya Memanggil menggelar patroli skala besar “Simpatik Humanis” pada akhir pekan lalu. Patroli Simpatik Humanis ini merupakan sebuah langkah baru dalam upaya mengedukasi warga supaya selalu mentaati peraturan PPKM Darurat.
Tidak hanya itu, petugas gabungan juga memberikan bantuan sembako berupa 5 kg beras dan masker kepada pedagang kaki lima (PKL) yang terdampak penerapan PPKM Darurat.
Sebelum melaksanakan Patroli Simpatik Humanis, petugas gabungan terlebih dahulu mengikuti apel persiapan yang dipimpin langsung oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Jhonny Edison Isir di halaman Polrestabes Surabaya.
Dalam sambutannya, Kapolrestabes mengatakan, apa yang dilakukan oleh rekan relawan Surabaya Memanggil dalam membantu warga Surabaya pada saat pandemi Covid-19 merupakan sebuah ibadah. Sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.
“Capek, lelah, dan letihnya rekan-rekan itulah ibadah. Tolong laksanakan dengan ikhlas, yang kita lakukan ini adalah untuk kemanusiaan. Jadi, terimakasih rekan-rekan relawan Surabaya Memanggil sudah bergabung,” kata Kapolrestabes Surabaya.
Tepat pukul 20.00 WIB, petugas gabungan yang terdiri dari jajaran Pemkot Surabaya, jajaran Polrestabes Surabaya, dan relawan Surabaya Memanggil dipimpin langsung oleh Kanit Harda Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Giadi Nugraha mulai melakukan patroli menuju wilayah Surabaya Selatan.
Saat berada di kawasan Ketintang, petugas gabungan mendapati PKL yang masih berjualan melebihi aturan jam malam yang berlaku saat PPKM Darurat.
Puluhan relawan Surabaya Memanggil yang turut ikut dalam patroli tersebut langsung memberikan edukasi aturan PPKM Darurat secara humanis kepada PKL yang masih berjualan melebihi aturan jam malam saat PPKM Darurat. Setelah memberikan edukasi secara humanis, mereka pun membagikan bantuan 5 kg beras dan masker kepada setiap PKL yang masih berjualan.
Salah satu relawan Surabaya Memanggil Marsha menceritakan, ini merupakan pengalaman pertama baginya ikut dalam patroli simpatik humanis. Ia melihat ternyata kebanyakan dari PKL masih merasa takut dengan kehadiran petugas yang melaksanakan patroli.
Padahal menurutnya, petugas hanya ingin mengingatkan warga agar taat dengan aturan dan menerapkan protokol kesehatan. “Tadi banyak dari mereka (PKL) yang masih takut sama adanya petugas. Padahal kita hanya ingin mengingatkan saja. Kita juga memberikan bantuan berupa masker dan 5kg beras,” ujar Marsha.
Ia juga mengajak kepada masyarakat Indonesia khususnya warga Surabaya untuk terus menerapkan protokol kesehatan dan mentaati aturan PPKM Darurat. Seperti, menggunakan masker dobel dan tidak keluar rumah apabila tidak tidak memiliki kepentingan, sehingga dapat menekan penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan.
“Untuk teman-teman dimohon untuk mengikuti protkol kesehatan yang ada, kalau bisa gunakan masker dobel biar lebih aman, dan tetap di rumah saja,” katanya.
Sementara itu, salah satu PKL bernama Salsabila mengaku, selama pemberlakuan PPKM Darurat hasil penjualan yang dia dapatkan menurun. Maka dari itu, dia sangat bersyukur dan sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan oleh petugas.
“Selama PPKM buat jualan juga penghasilannya kurang, dapat bantuan beras itu saya sudah bersyukur alhamdulillah, terimakasih,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, AKP Giadi Nugraha menjelaskan, patroli simpatik humanis merupakan sebuah langkah yang mengedepankan sisi humanis, namun tetap mempertahankan prinsip-prinsip ketegasan untuk merangkul warga agar mau dengan sadar menerapkan protokol kesehatan dan mentaati aturan PPKM Darurat.
“Kita ingatkan mereka dengan cara yang humanis, sehingga tidak terjadi gesekan antara Polri, pemkot, dan warga yang ada di Surabaya,” pungkasnya. (ita)