Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, UNAIR memberikan kesempatan kepada masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi. Salah satunya melalui skema Beasiswa Bidikmisi atau yang berganti nama menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Tak dapat dipungkiri, meski terbatas secara ekonomi, penerima Beasiswa KIP mampu mengukir beragam prestasi. Bahkan, di UNAIR, tak sedikit pula yang berhasil lulus dengan anugerah Wisudawan Berprestasi atau Wisudawan Terbaik. Artinya capaian yang didapatkan sangat tinggi.
Direktur Pendidikan UNAIR Prof Dr Sukardiman Apt MS mengungkapkan, pada periode wisuda Maret 2021 kemarin, lanjutnya, ada tiga penerima KIP yang didapuk sebagai Wisudawan Terbaik. Salah satu di antaranya bahkan berasal dari Fakultas Kedokteran dengan raihan IPK hampir sempurna, yaitu 3,94.
“Sekitar 20 persen dari total mahasiswa UNAIR adalah penerima Beasiswa KIP. Ada hampir 5.000 mahasiswa aktif yang saat ini terhitung sebagai penerima KIP,” jelasnya pekan lalu.
Berdasarkan data dari Direktorat Pendidikan UNAIR, jumlah mahasiswa penerima KIP meningkat setiap tahun. Tercatat, ada 1.401 mahasiswa UNAIR penerima KIP pada 2020. Jumlah itu merupakan yang terbanyak sejak program KIP berlangsung pada 2014 lalu.
Yang menggembirakan, penambahan kuota penerima KIP itu dibarengi dengan peningkatan prestasi. Sepanjang 2020, ada 170 prestasi akademik yang diraih oleh 20 mahasiswa KIP. Serta 14 prestasi non-akademik dari 7 mahasiswa KIP.
Tentu bukan jumlah yang sedikit. Terlebih, prestasi yang di dapat mahasiswa penerima KIP beragam. Dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional.
“Bantuan yang kami berikan meliputi pembebasan UKT, bantuan biaya hidup per bulan sebesar Rp700.000, serta ada juga beberapa program pembinaan. Misalnya tips dan trik penulisan skripsi, mentoring terkait IPK, motivasi, hingga bantuan biaya ELPT,” katanya.
Walaupun mahasiswa KIP berasal dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, sambungnya, tak jarang mereka memiliki semangat untuk belajar lebih tinggi. Untuk itu, UNAIR berusaha memastikan penyaluran Beasiswa KIP tidak salah sasaran.
Direktur Pendidikan UNAIR itu mengatakan, penerima Beasiswa KIP harus benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu dengan pendapatan orang tua di bawah Rp4.000.000. Dengan catatan, calon penerima KIP memiliki potensi akademik yang baik.
“Ini harus terus dikawal agar tepat sasaran. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang rutin dilakukan setiap dua semesteran itu harus terus ditingkatkan,” tandasnya.
Perlu diketahui, usaha UNAIR dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat mendapatkan penghargaan dari THE beberapa waktu lalu. Dalam pemeringkatan itu, THE menempatkan UNAIR pada posisi Top 90 versi THE Impact 2021 di bidang No Poverty.
“UNAIR telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam hal ini. Termasuk memberikan kesempatan yang sama bagi mahasiswa kurang mampu untuk belajar pada jenjang pendidikan tinggi,” ungkap Prof. Sukardiman.
Prof Sukardiman berharap, Beasiswa KIP dapat dipertahankan. Ia juga berharap, peserta KIP memiliki kemampuan lebih melalui berbagai program pengembangan yang tersedia. Sehingga upaya tersebut dapat benar-benar meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
“Kami berharap, teman-teman penerima KIP memiliki prestasi selain di bidang akademik, terlebih dengan adanya Program Merdeka Belajar. Sehingga mereka memiliki kemampuan yang cukup kuat untuk menjadi calon pemimpin yang baik, calon wirausahawan yang besar, serta mendapatkan kesempatan untuk berkarya di masyarakat,” pungkasnya mengakhiri wawancara. (ita)