Sasrabahu, Platform Pertukaran Mahasiswa PTN
KOMUNITAS PERISTIWA

Sasrabahu, Platform Pertukaran Mahasiswa PTN

Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman budaya dan adat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Untuk mewujudkan jiwa Bhinneka Tunggal Ika dalam dunia pendidikan, Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri – Badan Hukum (PTN-BH) memberikan amanah pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk membangun Sasrabahu, platform pertukaran mahasiswa antar PTN-BH se-Indonesia yang diluncurkan secara daring, pekan lalu.

Saat meluncurkan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Prof Ir Nizam MSc DIC PhD menyatakan, saat ini jumlah mahasiswa Indonesia yang melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri jauh lebih banyak dari pada ke dalam negeri.

Padahal dengan Sasrabahu ini, bisa membangun jejaring persaudaraan baik dosen maupun mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.

Melirik Benua Eropa, Nizam mengungkapkan jika mahasiswa di sana diwajibkan untuk mengikuti pertukaran lintas negara. Hal ini juga akan dibangun oleh Indonesia nanti ke depannya. “Apresiasi dan terima kasih kepada ITS yag telah menyiapkan Sasrabahu ini dengan baik,” tuturnya mengapresiasi.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, menjelaskan bahwa Sasrabahu merupakan singkatan dari Sistem Pertukaran Mahasiswa antara Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Platform Sasrabahu dibuat untuk memudahkan dalam mengambil mata kuliah di sesama kampus PTN-BH bagi mahasiswa.

Mahasiswa hanya tinggal klik mata kuliah yang telah tersedia di platform Sasrabahu seperti mengambil Kartu Rencana Studi (KRS) pada umumnya. Menurutnya, sistem ini didesain semudah mungkin baik bagi mahasiswa maupun administrator akademik pada masing-masing perguruan tinggi.

“Sehingga, data seperti informasi mahasiswa dan nilai bisa terintegrasi dengan baik,” terang rektor yang biasa disapa Ashari ini.

Guru besar Teknik Elektro ini juga menyatakan jika Sasrabahu juga akan mewujudkan program Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sendiri.

“Mahasiswa akan memiliki wawasan yang sangat luas dan bisa saling berbagi ilmu pengetahuan serta praktikum yang memberikan efek jauh lebih bagus,” ungkapnya.

Sampai saat ini sudah terdapat 12 PTN-BH di Indonesia yang berpartisipasi. Menurut Ashari, Sasrabahu masih pada step pertama dan diharapkan bisa dikembangkan sampai seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang jumlahnya mencapai 92. “Bahkan bisa diperluas sampai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang jumlahnya mencapai 4.700,” tandasnya optimistis.

Dalam paparannya secara virtual, Kepala Subdirektorat Pengembangan Akademik ITS Bagus Jati Santoso SKom PhD menyatakan bahwa sistem Sasrabahu dirancang dengan user experience selayaknya berbelanja daring di marketplace.

Sehingga mahasiswa diperbolehkan untuk mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain yang nantinya dirumuskan dan disepakati dengan skema full credit transfer oleh masing-masing administrator perguruan tinggi.

Mengenai proses Sasrabahu, Bagus yang merupakan bagian tim pengembang aplikasi tersebut menjelaskan alurnya. Pertama, mahasiswa membuat akun pada laman sasrabahu.id yang selanjutnya akan disetujui oleh admin lokal PTN-BH asal. Setelah admin lokal PTN-BH asal memasukkan mata kuliah yang ditawarkan, mahasiswa bisa memilih mata kuliah dan mengunggah surat persetujuan dosen wali.

Kemudian, admin lokal PTN-BH asal menyetujui pengambilan mata kuliah mahasiswa outbound. Sedangkan admin lokal PTN-BH tujuan akan menyetujui penerimaan mahasiswa inbound. “Baru setelah penerimaan Sasrabahu diumumkan, mahasiswa bisa melaksanakan perkuliahan di kampus pilihan mereka,” jelasnya.

Pelaksanaan perkuliahan pun masih disesuaikan dengan kondisi yang ada, seperti saat ini yang masih harus dilaksanakan secara daring. Setelah masa perkuliahan selesai pada setiap PTN-BH, maka masing-masing admin lokal akan memasukkan nilai mahasiswa yang berkuliah di kampusnya. “Terakhir, admin lokal PTN-BH asal akan mendapat laporan nilai mahasiswa outbound-nya,” tuturnya.

Sejak dua pekan pertama Sasrabahu dibuka, Bagus menyampaikan jika sudah terdapat 518 mata kuliah yang ditawarkan dan sebanyak 488 mahasiswa sudah mendaftar. Pengambilan mata kuliah juga telah terhitung sebanyak 605 kali. Selain itu, telah terdaftar sebanyak empat admin pusat di ITS dan 21 admin lokal PTN-BH. (ita)