Sebelum memulai Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terlebih dahulu melakukan swab secara masif kepada pelajar kelas 3 SMP negeri maupun swasta se-Surabaya.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menjelaskan, berdasarkan data terbaru yang tercatat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setidaknya ada siswa dari 17 sekolah SMP di Surabaya yang dites swab.
Pelajar yang dites swab ini merupakan siswa kelas 3 SMP dan dilakukan Rabu (25/11) lalu. “Sebenarnya untuk jumlah pelajar kelas 1 – 3 SMP yakni 12 ribu. Tetapi kali ini swab khusus untuk kelas 3 dengan total 4.896 siswa hari ini dan besok,” kata Febriadhitya Prajatara.
Dari angka tersebut, Febri memastikan, setelah dihitung jumlah pelajar yang mengikuti swab pada hari ini mencapai 2.647 pelajar. Kemudian sisanya akan berlangsung pada keesokan harinya. “Ada sekitar 2.249 siswa yang belum swab. Karena kadang ada orang tua yang terkendala tidak bisa mengantar anaknya,” tegas dia.
Selain itu, rencananya PBM tatap muka untuk kelas 3 SMP itu akan berlangsung pada awal Desember 2020 mendatang. Oleh sebab itu, berbagai persiapan telah dilakukan Pemkot Surabaya dari mulai tes swab guru, karyawan sekolah dan sekarang swab bagi pelajar. Sedangkan, untuk kelas 1 dan 2, swab akan dilaksanakan pada awal tahun mendatang.
“Ini bertahap ya, jadi saat sekolah tatap muka dimulai maka dipastikan seluruhnya negatif Covid-19. Tetapi tetap dengan protokol kesehatan (prokes) yang begitu ketat,” urainya.
Tidak hanya itu, Febri memaparkan, untuk mekanisme pelaksanaan swab, para pelajar cukup datang ke sekolah, kemudian petugas dari puskesmas yang mendatangi sekolah tersebut sesuai dengan masing-masing wilayah. Seperti SMPN 1 Surabaya, petugas Puskesmas yang datang berasal dari Ketabang, Rangkah, Pacar Keling dan Gading.
“Tesnya di sekolah masing-masing. Artinya puskesmas yang mendatangi, siswa cukup datang ke sekolah saja,” terang dia.
Sebenarnya, ada 18 sekolah SMP yang dilakukan swab hari ini. Namun, karena salah satu dari sekolah tersebut mengundurkan diri maka berkurang menjadi 17 sekolah.
Rinciannya, yakni SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 12, SMPN 15, SMPN 19, SMPN 26, SMPN 28, SMPN 46, SMPN 62, SMPN 17 Agustus 1945, SMP Al-Hikmah, SMP Giki 2, SMP Kristen YBPK 1, SMP Santa Maria, SMP Santo Carolus.
“Seharusnya jumlah siswa 5.222 tetapi satu sekolah yang mengundurkan diri menjadi 4.896 pelajar,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Surabaya, Akhmad Suharto mengatakan, pelaksanaan swab bagi pelajar ini dapat dilihat berlangsung disiplin dan tertib dengan protokol kesehatan (prokes).
Bahkan, dari 405 jumlah pelajar yang mengikuti swab itu, tampak datang tidak bersamaaan. Mereka datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
“Alhamdulillah anak-anak bisa mengikuti kegiatan swab untuk mengantisipasi persiapan KBM tatap muka dengan baik. Mudah-mudahan hasilnya nanti negatif semua,” kata Akhmad Suharto.
Namun, kata dia, bagi siswa yang hari ini berhalangan hadir pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinkes untuk pelaksanaan swab di hari yang lain. Meski begitu, ketika PBM tatap muka berlansung, dia memastikan tetap akan melaksanakan prokes dengan ketat sesuai anjuran pemerintah.
“Sesuai anjuran jaraknya itu 1,5 meter. Kami sudah menyiapkan bagaimana prokes yang berada di SMPN 1 Surabaya sesuai SOP,” tegasnya.
Sementara itu, kata dia, untuk tenaga pendidik, karyawan sekolah maupun pelatih ekskul dengan total 90 orang sudah dilakukan tes swab dengan hasil 100 persen negatif Covid-19. “Gurunya berjumlah 70 orang. Selebihnya adalah karyawan dan pelatih. Alhamdulillah negatif semuanya,” pungkasnya (ita)