Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020 dari Menteri PAN RB Bapak Tjahyo Kumolo, pekan lalu di Jakarta.
Penghargaan Top 45 KIPP diberikan kepada Khofifah dari Program Klinik Bumdesa Provinsi Jawa Timur dalam kategori inovasi Pemerintah Provinsi menyisihkan 2.249 Inovasi Pelayanan Publik seluruh Indonesia hingga terpilih TOP 99 dan berlanjut terpilih TOP 45.
Masuknya program Klinik Bumdesa dalam pemenang Top 45 KIPP tertuang dalam Keputusan Menteri PANRB Nomor 192/2020 tentang Top 45 Inovasi Pelayanan Publik dan 5 Pemenang Outstanding Achievement of Public Service Innovations 2020, yang diumumkan Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Diah Natalisa.
Top 45 KIPP terdiri atas 7 inovasi dari kementerian, 5 inovasi lembaga, 7 inovasi dari pemerintah provinsi, 19 inovasi dari pemerintah kabupaten, serta pemerintah kota yang menyumbangkan 7 inovasi.
Klinik BUMDesa menjadi satu satunya inovasi dari kategori Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu juga ada 3 inovasi yang masuk top 45 KIPP 2020 kategori inovasi kabupaten dan kota, yakni program Sepasar Pedas dari Kota Malang, program Gayatri dari Kota Mojokerto, dan program Rumahku SIP dari Kabupaten Gresik.
“Khusus untuk pemerintah daerah, peraih Top 45 akan diberikan Dana Intensif Daerah (DID) 2021,” kata Diah Natalisa.
Gubernur Jawa Timur mengatakan bahwa inovasi harus terus dikembangkan secara alamiah dan terus menjadi kultur pemerintahan di Jawa Timur. “Inovasi harus terus dikembangkan sebagai budaya kerja. Inovasi kata kuncinya sinergi dan kolaborasi,” ujarnya.
Inovasi kata Khofifah, seakan menjadi kebutuhan untuk saat ini. “Bahkan saat orang lain berlari, kita justru dituntut untuk melompat. Terima kasih atas semua ikhtiar yang dilakukan dalam upaya mengembangkan inovasi di Jatim,” ucapnya.
Gubernur Khofifah bersyukur dengan hasil yang dicapai Klinik Bumdesa dalam KIPP 2020. Dia juga mengucapkan banyak terima kasih atas semua ikhtiar yang dilakukan dalam upaya mengembangkan inovasi di Jawa Timur, khususnya kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa selaku pengampu Klinik BUMDesa, sahabat desa dan pengelola Bumdesa se-Jawa Timur. “Keberhasilan ini adalah keberhasilan kita semua,” katanya.
Klinik Bumdesa kata Khofifah merupakan implementasi Program Jatim Berdaya dalam Nawa Bhakti Satya, Inovasi ini merupakan pendekatan paripurna dalam pembinaan BUMDesa sebagai penggerak perekonomian perdesaan untuk percepatan penurunan kemiskinan perdesaan.
Dalam waktu kurang dari dua tahun Klinik BUMDesa telah berhasil meningkatkan kinerja BUMDesa menjadi kategori Maju. Hingga akhir November 2020, sudah tercatat 6.098 BUMDesa di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur. Jumlah BUMDesa kategori maju tercatat 487 BUMDesa, kategori berkembang 2.280 BUMDesa dan kategori pemula, 3.331 BUMDesa.
Klinik BUMDesa mampu mewujudkan sinergitas pentahelix dalam pembinaan BUMDesa diantaranya berupa kerjasama dengan PT HM Sampoerna (20 unit Bumdesa), PT Pos Indonesia (833 unit Bumdesa), Bank BNI 46 (1.341 Bumdesa), PT Mitra Bumdesa Nusantara (2 unit Bumdesa), Bank UMKM Jatim (1 unit Bumdesa), PT Pertamina (pendirian pertashop di 14 Bumdesa), dan platform jual beli online Tokopedia (3 Bumdesa), 16 PTN dan 7 PTS di Jatim melalui KKN Tematik dan Doktor Mengabdi, serta Lumbung Pangan Jawa Timur (82 BUM Desa).
Pada 13 November 2020 lalu, Klinik Bumdesa juga dinobatkan sebagai Best Of The Best Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur 2020. (ita)