Pemkot Surabaya kembali menerima bantuan tiga alat canggih dari Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) dalam manangani pasien Covid-19. Tiga alat canggih itu diantaranya adalah IT Telkom Portable Masker, Crane Pemulasaran Jenazah versi 3.0 dan Ventilator Command Center.
Tiga teknologi terbaru itu, dilaunching sekaligus diserahkan langsung oleh Rektor ITTS Tri Arif Sarjono kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di halaman Balai Kota Surabaya, pekan lalu.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan bahwa alat-alat itu, segera diurus hak patennya. Sebab, menurutnya agar tidak terjadi pencurian hak kekayaan intelektual. Selain itu, Risma juga memaparkan hal tersebut pernah dialaminya, sehingga ia tidak ingin terulang kembali.
“Bukan apa-apa, tapi kita harus biasakan itu. Saya mengalami sendiri padahal di saat penciptaan tidak segitu harganya. Hak panten ini penting untuk keberhasilan produksi masalnya,” kata Risma.
Tidak hanya itu, Risma mengungkapkan, dirinya sangat tertarik melihat inovasi alat IT Telkom Portable Masker. Pasalnya, ketika orang berolahraga dan mengenakan masker di situ mereka akan kekurangan oksigen.
Tetapi dia menyebut dengan masker ini, olahragawan akan bebas bernafas sehingga semakin bebas bergerak dan tetap disipilin protokol kesehatan (prokes).
“Ini bagus untuk keamanan supaya bisa kontrol. Tapi ini nanti saya berikan kepada petugas Pemadam Kebakaran supaya mereka tenang dalam kerja,” urainya.
Bahkan, Risma menegaskan, selama ini bantuan yang diberikan ITTS cukup banyak. Mulai dari robot, chamber, swab chamber yang digunakan juga di rumah sakit hingga tiga alat canggih yang baru saja tiba di Balai Kota Surabaya hari ini. “Apalagi Crane Pemulasaran Jenazah ini sangat kita butuhkan karena memudahkan petugas,” papar dia.
Sementara itu, Rektor ITTS Tri Arif Sarjono mengatakan, di kesempatan ini, dihadapan Wali Kota Risma ia melaunchingkan tiga produk canggihnya tersebut. Selain itu, ia menjelaskan untuk produk inovasi masker, memang sengaja didesain khusus untuk masyarakat yang berolahraga.
“Kali ini maskernya berbeda sebab dilengkapi dengan kotak yang di dalamnya ada kipas. Sehingga sebelum udara ini sampai di masker kita filter dulu,” kata Tri Arif Sarjono.
Tri Arif Sarjono menjelaskan, seperti tujuan makser ini, nantinya warga dapat menggunakan ketika sedang berolahraga seperti lari atau bersepeda. Menurutnya, alat canggih ini menjadi jawaban bagi warga yang berolahraga supaya oksigen yang dibutuhkan tubuh tetap tercukupi dan yang paling penting tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).
“Jadi alat ini dapat menyaring udara kotor menjadi udara bersih dan mencegah penularan virus Covid-19,” jelas dia.
Kemudian, lanjut Arif, untuk crane pemulasaran jenazah versi 3.0, sebenarnya sudah pernah dipresentasikan kepada Wali Kota Risma beberapa waktu lalu. Namun begitu, ia menyebut ada penambahan yang harus dilengkapi sehingga alat ini semakin canggih. Berikutnya, untuk menurunkan peti jenazah ke liang lahat hanya memerlukan waktu sekitar 38 detik saja.
“Alat ini diturunkan dengan katrol dan tali yang dikendalikan oleh remote control. Kemudian alat ketiga yaitu, Ventilator Command Center yang berfungsi mengendalikan dan memonitor ventilator dari jarak jauh,” ungkapnya.
Seusai kegiatan tersebut tanpa menunggu lama, Risma juga menerima ransum untuk Pasien Covid-19 dari PT HM Sampoerna dengan total 4.500 pcs. Dia pun menjelaskan, selama pandemi Covid-19 anggaran memberi permakanan pasien Covid-19 tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Nah kami menerima sumbangan itu dari masyarakat dan stake holder. Ini salah satunya PT HM Sampoerna memberikan bantuan untuk pasien Hotel Asrama Haji (HAH),” pungkasnya (ita)