Perlunya Kreativitas Pelaku Pariwisata
JALAN-JALAN PERISTIWA

Perlunya Kreativitas Pelaku Pariwisata

Salah satu industri yang terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19 adalah sektor pariwisata. Sejak pemerintah menerapkan siaga Covid-19, berbagai ranah pariwisata mengalami penurunan jumlah wisatawan dan berimbas pada turunnya daya ekonomi.

Merespon hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar diskusi bertajuk Parekraf Goes To Campus. Acara tersebut berlangsung di Aula Garuda Mukti lt. 5 Kampus C UNAIR akhir pekan lalu dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Universitas Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan itu Prof Dr Elly Munadziroh drg MS, K Candra Negara, Meysrias Zhanglisha, Dinda Anggriani, Novianto Edi Suharno sebagai pembicara dan dipandu oleh Anelies Praramadhani.

Dalam sambutannya, Prof Elly menyampaikan bahwa pandemi memberikan dampak besar bagi industri kepariwisataan. Imbasnya, banyak pelaku usaha di bidang pariwisata mengalami keterpurukan ekonomi.

“Kebijakan pemerintah dengan membuka beberapa sektor wisata dengan protokol kesehatan merupakan langkah yang tepat,” ujar Elly.

Kondisi pandemi, sambung Elly, membuat segala aktivitas dilakukan dari rumah secara daring. Hal itu membuat teknologi semakin akrab digunakan dan menambah daya kreativitas masyarakat, terutama dalam bersosial media.

Dengan dibukanya pariwisata, menurut Elly, akan memberikan stimulus terhadap perekonomian pelaku usaha dan industri. Selain itu, teknologi yang memberikan kemudahan percepatan informasi juga dapat digunakan untuk rebranding, utamanya para generasi muda sebagai pengguna.

Sementara itu, Candra Negara yang merupakan Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf menyatakan bahwa generasi muda memiliki peran sangat krusial. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar pengguna teknologi saat ini adalah kaum milenial.

“Milenial ini kan sangat kreatif dan peka teknologi. Mereka bisa menjadi agen pengenalan pariwisata dengan membuat konten kreatif untuk media sosialnya,” jelas Candra.

Dengan begitu, lanjut Candra, penggunaan media sosial tidak hanya untuk keperluan yang kurang produktif. Namun, dapat turut serta dalam mengembangkan industri pariwisata yakni dengan mempublikasikannya.

Selain itu, pandemi ini juga akan menjadi rangsangan yang memicu daya kreativitas para pelaku usaha pariwisata untuk melahirkan inovasi baru. Baik terkait produk maupun jasa yang akan ditawarkan pada wisatawan.

“Ini kesempatan kita untuk lebih kreatif dan berhenti hanya ikut-ikutan tren. Kita harus mandiri dan memberikan hal yang unik pada wisatawan,” imbuhnya.

Pada akhir, Candra berpesan bahwa daya kreativitas dan inovasi yang disuguhkan tidak boleh melupakan lokalitas dan kearifan daerah. Hal itu, menurutnya, merupakan poin penting yang menjadi ciri atau identitas tersendiri. (ita)