Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Forpimda meninjau pos check Point atau penyekatan pintu tol Ngawi- Mantingan – Sragen untuk mencegah gelombang arus mudik baik dari Jawa Tengah dan Jabodetabek, Minggu (26/04).
Gubernur Jatim Khofifah saat jumpa pers saat usai meninjau check Point tol Ngawi mengatakan, pos check Point tol Ngawi merupakan salah satu dari 8 pos penyekatan gelombang arus mudik untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. yang ada di Jatim.
Check Point Tol Ngawi merupakan yang paling ramai dibandingkan lainnya sehingga sampai dengan hari ketiga larangan untuk mudik yang dilakukan oleh pemerintah.
Menurut kofirmasi laporan dari Polda Jatim sudah ada 1170 kendaraan yang telah diminta untuk putar balik atau tidak diperbolehkan masuk ke Jatim. “Dari jumlah tersebut sekitar 550 kendaraan berasal dari pos check Point tol Ngawi,” ujarnya.
Tol Ngawi yang cukup strtegis ini merupakan pintu masuk utama lalu lintas ke wilayah Jatim. Oleh karena itu katanya dengan larangan mudik yang dilakukan pemerintah sejak 24 April 2020 hal hal yang tidak dikecualikan diminta kendaraan yang akan masuk ke ke Jatim melalui tol Ngawi diminta untuk putar balik. Dampaknya kendaraan yang melalui pintu tol Ngawi Turun 50 persen.
Sementara untuk mobil berplat merah,mobil, mobil dengan penugasan khusus dan mobil pribadi yang tetap menggunakan protokol phycical distance baru diperbolehkan. Perlu diketahui di check Point pintu tol Ngawi ini disiapkan kartu orang dengan resiko (ODR), disini juga disiapkan tempat cuci tangan dengan air mengalir, disiapkan dicetayser, dan disiapkan pula protokol kesehatan untuk mencegah virus covid-19.
Harapannya Dengan diberlakukan protokol kesehatan ini jika ada tanda tanda gejala klinis seperti ODR dengan resiko tinggi akan segera dirujuk kerumahsakit terdekat.Dengan usaha yang maksimal ini agar jangan sampai penularan penyebaran penyakit covid-19 tidak terkendali. “Dengan melalui penyekatan penyekatan seperti ini memang harus dilakukan,” pungkas Gubernur. (jnr)