Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai tahun 2020 membuka Program Beasiswa Sarjana Strata 1 (S1) untuk kuliah di Universitas Al Azhar Kairo di Mesir. Program Beasiswa mahasiswa belajar ke negeri piramida ini merupakan satu-satunya yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi di Indonesia.
Saat menerima Tim Program Beasiswa S1, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap kelak lulusan dari Universitas Al Azhar ini bagian dari menyiapkan ulama-ulama di Jatim yang berwawasan Islam Moderat.
“Jawa Timur itu gudang pondok pesantren, maka program beasiswa ke Al Azhar ini upaya mencetak ulama -ulama pagar Islam Moderat,” kata Khofifah saat menerima Tim Seleksi Program Beasiswa yang diketuai Prof Abdul Kadir Riyadi di rumah dinas Gubernur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (14/01).
Dalam pertemuan itu, perempuan yang juga Ketua Umum Muslimat NU ini memberikan pengarahan agar kesempatan bagi santri-pelajar lulusan setingkat Madrasah Aliyah atau SMA yang dikelola oleh pondok pesantren untuk mengikuti seleksi kuliah di luar negeri ini.
Kepada tim seleksi, Khofifah berpesan agar memberikan pembekalan wawasan kebangsaan sebelum calon mahasiswa diberangkan ke Mesir.
Ketua Tim Seleksi Penerimaan Mahasiswa Beasiswa Jatim, Prof Abdul Kadir Riyadi mengatakan, proses seleksi ini sudah berjalan, mulai dari sosialisasi ke beberapa pondok pesantren di Jatim.
Namun untuk masa pendaftaran yang sedianya sampai tanggal 20 Januari 2020, atas saran Ibu Gubernur maka masa diperpanjang hingga tanggal 10 Pebruari 2020.
“Atas saran dari Ibu Gubernur masa pendaftaran ditambah 20 hari lagi,” jelas Dosen Pengajar Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya.
Program beasiswa ke Universitas Al Azhar ini disediakan kuota 50 mahasiswa. Persyaratan kualifikasi lulusan Aliyah atau SMA yang dikelola oleh pondok pesantren, hafal 2 juz Al Qur’an satu diantaranya juz 30, kemampuan bahasa Arab level 7 dan mampu membaca kitab kuning ukuranya Kitab Qifayatul Ahyar.
Proses seleksi ada tes tulis bahasa Inggris dan Arab serta tes wawancara oleh tim ahli yang dipimpin oleh Prof Mas’ud Said. Proses seleksi dengan melakukan penjaringan ke pondok-pondok pesantren.
Dipilihnya, Al Azhar Kairo ini harapannya setelah lulus bisa menjadi ulama-ulama yang berpandangan moderat karena ada fenomena di Jatim berkembang arus pemikiran yang liberal dan konservatif.
“Lulusan dari Al Azhar ini nantinya menghasilkan ulama-ulama yang memberikan wawasan luas dan moderat serta tidak radikal,” pungkas laki-laki yang juga lulusan Universitas Al Azhar ini. (jnr)