Belajar sejarah merupakan sebuah pengalaman yang mendebarkan. Selain menjadi lebih tahu akan sebuah peristiwa masa lalu, juga dapat memberi nilai-nilai luhur yang bisa kita gunakan dalam menyikapi sebuah peristiwa.
Salah satu tahap belajar sejarah adalah dengan mempelajari tata bahasa serta tulisan masa lalu. Komunitas Taksaka merupakan salah satu denyut nadi yang terus berdegup untuk menghidupi kecintaan akan sejarah bagi masyarakat di era modern ini.
“Taksaka merupakan singkatan dari Pecinta Aksara Jawa Kawi. Komunitas ini didirikan oleh alumni arkeologi yang mendalami epigrafi dan ingin menyebarkan kecintaan aksara Jawa kuno pada masyarakat modern saat ini, khususnya kaum muda,” terang salah satu anggota Taksaka Nurul Fadilah pada Program Srawung Radio TWC, pekan lalu.
Nurul menceritakan bahwa anggota dari komunitas ini beragam, dari tua hingga muda. “Komunitas ini memiliki Anggita beragam, baik anak SD sampai para lansia yang tertarik belajar aksara Jawa kuno. Menurutku itu membanggakan sih,” lanjut Nurul.
Komunitas yang sering berkegiatan di Museum BPK, Magelang, Jawa tengah ini menghadirkan kelas menulis Jawa kuno. Program ini dipandu oleh seorang arkeolog lulusan UGM yang menempuh bidang spesialisasi epigraf.
Selain itu, dalam beberapa kesempatan, para anggota diajak untuk berkunjung ke beberapa situs yang terdapat relief aksara Jawanya.
“Kami juga adakan kunjungan lapangan, dimana kita bisa langsung mempraktekkan membaca aksara Jawa Kuno. Kegiatan praktik ini menyenangkan sih karena bisa langsung menghadapi situs langsung,” lanjut Nurul.
Aksara Jawa kuno juga memiliki spesifikasi masing-masing, tergantung dari peradaban pembuatnya. “Paling susah itu aksara Jawa kuno dari masa Majapahit sih, karena ada beberapa simbol yang pada Jawa kuno hilang. Bentuk aksara juga bisa menentukan kapan arca atau relief itu dibuat,” ucap Nurul.
Bagi Sahabat Wisata yang ingin belajar sejarah dengan mempelajari aksara Jawa Kuno, langsung dapat bergabung dengan komunitas ini di Museum BPK RI Magelang. (sak)