Rektor Termuda Beri Kuliah Umum di Unair
KOMUNITAS PERISTIWA

Rektor Termuda Beri Kuliah Umum di Unair

Rektor termuda yang baru berusia 27 tahun Risa Santoso BA MA Ed berkesempatan memberikan kuliah umum di Universitas Airlangga, Minggu (24/11).

Kuliah umum yang dihadiri sebanyak 1.200 mahasiswa baru itu diaselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU). Risa Santoso mengisi materi bertema “Optimisme Kampus di Era Milenial”.

Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Kuliah Umum Kebangsaan dan Pentas Seni Budaya Bangsa 2019 bertajuk “UNAIR Hebat Membangun Bangsa’.

Rektor Institut Teknologi Bisnis ASIA Malang itu mengungkapkan bahwa untuk mendukung terwujudnya pendidikan cerdas melalui perluasan akses dan relevansi memanfaatkan teknologi, peserta didik harus memiliki empat keterampilan. “Keempat hal tersebut adalah kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif,” ucap Risa.

Menurut rektor yang akhir-akhir ini dinobatkan sebagai rektor termuda tersebut, ada empat kompetensi yang harus dimiliki di era 4.0 ini. Yaitu Agile learning (belajar dengan lincah), Ready for uncertainty (siap akan ketidakpastian), Thinking strategically (berpikir secara strategis) serta Drive to execute (bergerak untuk mengeksekusi).

Yang pertama adalah Agile learning, mahasiswa harus selalu belajar dengan penuh semangat. Selain itu, mahasiswa juga harus mempelajari skill baru dengan tangkas serta menciptakan iklim pembelajaran di mana saja.

“Kalian bisa belajar di mana saja, tidak harus hanya di kelas doang. Bisa di komunitas, di BEM, atau di manapun. Pembelajarannya justru banyak di situ,” ungkapnya.

Selanjutnya adalah Ready for uncertainty. Jadi, di era revolusi industri 4.0, kita harus bisa beradaptasi dengan ketidakpastian yang rumit. Kita harus segera bangkit dari kegagalan, lalu tunjukkan kemampuan untuk berpikir jernih meskipun dalam ketidakpastian.

“Jangan sampai takut untuk mencoba hal baru. Banyak dari kita yang takut pada kegagalan. Padahal kegagalan adalah bagian dari hidup, part of our life,” imbuhnya.

Lebih lanjut Risa menjelaskan mengenai poin ketiga, yaitu thinking strategically. Pada poin ini Risa menekankan bahwa mahasiswa harus mampu secara terampil berpikir secara strategis walaupun informasi yang ada tidak cukup lengkap.

“Jadi, bagaimana cara kita memilih dan memilah data untuk kemudian menggunakan informasi tersebut sebaik-baiknya,” jelasnya.

Kemudian yang terakhir adalah drive to execute. Bagaimana caranya kita berani mengambil risiko, tetapi yang lebih penting adalah berani bertanggung jawab.

“Diharapkan nanti kita bisa mempengaruhi dan memberdayakan orang lain, juga memaksimalkan dan mendorong eksekusi dari ide yang disetujui,” tutupnya. (ita)