Sebanyak 30 kolektor dari berbagai daerah di Indonesia, meramaikan pameran batik di Galeri Paviliun House of Sampoerna (HoS) Surabaya mulai 17 Oktober hingga 9 November 2019.
Bersama Komunitas Batik Jawa Timur (Kibas), para kolektor bercerita tentang makna batik bagi pemiliknya. Kisah menarik ini dituangkan dalam pameran bertajuk “Batik Kesayangan”.
Pada pameran ini tidak hanya membahas tentang teknik pembuatan dan ragam motifnya, namun lebih mengenai sejarah dibalik kain batik sehingga menjadi harta atau kesayangan bagi pemiliknya.
Seperti batik motif Penyoh Tang Bintang koleksi Bupati Pamekasan H Baddaruttamam. Kain warisan sang bunda dan digunakan sebagai selimut sewaktu masih kecil ini menggunakan pewarna alam dan diperkirakan berusia 100 tahun.
Cerita unik lainnya dari koleksi milik kolektor asal Pamekasan Lerem Pundilaras. Batik motif Merak Latar Kar Jagat ini merupakan kain peningset pemberian seorang pemuda yang melamarnya saat malam midodareni sekitar 28 tahun lalu.
Sejak pertama kali bekerja sama dengan Kibas pada tahun 2010, Galeri Paviliun House of Sampoerna juga tidak berhenti mengedukasi masyarakat luas tentang berbagai ragam dan motif batik di Jawa Timur.
Pameran yang menandai 10 tahun perjalanan Kibas ini, diharapkan dapat menunjukkan nilai lebih selain nilai ekonomis dari kain batik itu sendiri. Latar belakang kepemilikan koleksi menjadi lebih berharga bagi para kolektor.
“Kami harap batik semakin popular dan disayangi generasi muda untuk perkembangan selanjutnya. Banyak cerita cerita lucu, mengharukan dan lainnya akan muncul pada pameran kali ini,” tutur Ketua Kibas Lintu dalam siaran tertulis, Kamis (17/10).
Manager HoS, Rani Anggraini berharap, masyarakat semakin menghargai koleksi batik yang dimiliki. Selain sebagai warisan budaya, batik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan memiliki makna lebih bagi setiap pemiliknya.
“Pameran ini semoga menjadi penyemangat bagi para pembatik untuk terus berinovasi dan bagi pecinta tentang batik sehingga ikut melestarikan batik sebagai warisan nusantara,” harap Rani. (ita)