Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta jajarannya melakukan rapat koordinasi untuk meningkatkan inovasi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soewandhi dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH).
Ada dua pelayanan yang akan digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni Radioterapi di RSUD dr Soewandhi dan Kedokteran Nuklir di RSUD BDH.
Pertemuan yang berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam Surabaya tersebut, dihadiri pula para akademisi dari berbagai universitas dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Senin, (16/09).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma meminta dukungan penuh kepada pihak-pihak terkait untuk mewujudkan dua pelayanan itu.
“Saya berharap para dokter untuk membantu pelayanan itu, terus terang saya kasihan para pasien penyakit kanker yang menunggu antrian untuk radioterapi terlalu lama,” kata Wali Kota Risma.
Ia menjelaskan, para pasien penderita penyakit kanker selama ini menunggu antrian untuk radioterapi kurang lebih minimal 4-6 bulan. Sebelum itu, mereka hanya rawat jalan dan terapi pada umumnya.
Karena itu kemudian pihaknya tergerak untuk menciptakan inovasi pelayanan radioterapi. Hal ini mengingat jumlah rumah sakit di Surabaya yang menyediakan pelayanan tersebut hanya beberapa.
“Nantinya ini akan sangat membantu para pasien, kalau perlu ruangannya didesain berbeda agar tidak seperti di rumah sakit. Mari kita bantu mereka bersama-sama,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan, pembaharuan pelayanan ini akan secepatnya direalisasikan.
Meskipun sebelumnya radioterapi dan kedokteran nuklir sudah pernah diterapkan di RSU dr Soetomo. Namun, seiring berjalannya waktu pelayanan itu sudah tidak ada.
“Ada beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL), Adi Husada, yang menerapkan sistem pelayanan radioterapi. Tetapi untuk Kedokteran Nuklir hanya ada di empat kota besar di Indonesia saja,” paparnya.
Ia memastikan bahwa inovasi tersebut sengaja disiapkan untuk melayani warga Kota Surabaya. Meskipun sebelumnya RSU dr Soetomo juga pernah memiliki pelayanan itu. “Tidak perlu khawatir, kami terus berupaya untuk melayani masyarakat yang terbaik,” jelasnya.
Setelah melakukan rapat dengan Wali Kota Risma, ia mengaku langsung menggelar koordinasi dalam pembentukan tim pelayanan Kedokteran Nuklir dan Radioterapi tersebut. Masing-masing tim tersebut terdiri dari akademisi, dokter, kepolisian, dan dinas yang terkait.
“Kami sengaja bergerak cepat, supaya setelah pembentukan tim ini mereka dapat bekerja semaksimal mungkin,” paparnya.
Fenny menargetkan, projek ini dapat selesai di tahun 2020 mendatang. Sehingga semua persiapan dilakukan sejak saat ini. “Mudah-mudahan 2020 kelar dan bisa beroperasional, untuk pembangunan ruangan nanti bisa berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya,” katanya.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Hendrig Winarto mengatakan, pihaknya siap mendukung penuh dua program yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya itu. “Sebenarnya nuklir itukan banyak manfaatnya, bisa digunakan energi bauran, termasuk kedokteran nuklir,” pungkasnya. (ita)