Pemeliharaan fungsi kognitif otak pada masyarakat umur 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) harus dijaga dengan baik. Itu sangat penting supaya sistem kognitif mereka bisa berfungsi dengan baik untuk menjaga produktifitas.
Menurut data Departemen Kesehatan RI tahun 2019, Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56 persen) pada 2010 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7persen) pada 2019. Serta, diperkirakan berpotensi terus meningkat pada 2035, berkisar menjadi 48,2 juta jiwa (15,77 persen).
Mengatasi fenomena tersebut, Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar program pengabdian masyarakat di wilayah Posyandu lansia Klampis Semalang II, Surabaya. Dalam kegiatan itu, Dr Makhfudli SKep Ns MKed Trop dan Elieda Ulfiana SKep Ns MKep dibantu 15 mahasiswa FKP serta kader lansia.
Menurut Elieda, kegiatan tersebut diawali dengan pendataan lansia, pemeriksaan kesehatan, dan penyuluhan. Selain itu, dijelaskan terkait pentingnya pemeliharaan fungsi kognitif pada Lansia dan cara memeliharanya.
“Program ini bertujuan untuk membantu hidup lansia supaya lebih berkualitas, salah satunya dengan memelihara fungsi kognitif. Kali ini kami mengajari lansia untuk membatik colet karena memiliki proses identifikasi didalamnya,” jelasnya.
Saat menggambar, lansia akan mengidentifikasi terkait apa yang digambar. Hal tersebut membantu untuk melalui proses yang dinamakan registrasi. Selain itu, terdapat proses memori, yakni menghidupkan ingatan masa lalu lansia perihal benda atau sesuatu yang pernah digunakan maupun ditemui.
Pada dasarnya, membatik butuh aspek konsentrasi tinggi karena harus taat pada pola gambar. Ketika mewarnainya, secara psikologis proses tersebut akan membangkitkan kesenangan tersendiri. Proses di atas merupakan cara untuk memelihara sistem kognitif.
“Membatik juga mampu mempengaruhi psikologis lansia untuk lebih baik karena mereka akan bertemu dengan orang lain. Hal ini menimbulkan efek sosial yang bagus. Selain itu, keuntungan pemeliharaan fungsi kognitif juga dapat mengatasi masalah kepikunan,” pungkasnya.
Faktanya, membatik juga dapat mengasah softskill seperti kesabaran, ketelitian, kreativitas, dan ketelatenan. Kegiatan membatik tersebut merupakan eksekusi dari tahap sebelumnya, yakni pendataan dan penyuluhan yang sudah dilakukan tim dosen FKp dari awal.
Rencana ke depan dilakukan identifikasi kemampuan lansia dalam menjahit, menggambar, dan mewarnai. Lalu, dijadikan produk yang memiliki nilai ekonomis dan mampu menunjang produktivitas pada lansia sembari memelihara fungsi kognitif otak. (ita)