Menghadapi era Revolusi Industri 4.0, Indonesia dinilai sangat kekurangan tenaga sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan di bidang digital.
Berlatar hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupa beasiswa pelatihan dan sertifikasi Talenta Digital yang dibuka secara resmi di Gedung Pusat Robotika ITS, Senin (1/7).
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Digital Talent Scholarship (DTS) 2019. Yakni merupakan program beasiswa berupa pelatihan intensif selama dua bulan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi.
“Ini bertujuan untuk mengisi kekosongan persediaan terhadap permintaan tenaga dalam lima sampai 10 tahun ke depan,” ungkap Rektor ITS Prof Dr Ir Mochammad Ashari M Eng saat membuka kegiatan.
DTS sendiri memberi kesempatan bagi 25.000 peserta terpilih dari seluruh Indonesia. Peserta tersebut dapat berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), lulusan sarjana dan vokasi, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maupun umum.
Di antara 52 perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti kegiatan ini, ITS berperan memberikan fasilitas pelatihan dan sertifikasi terhadap 352 peserta terpilih.
“Kita nantinya akan fokus terhadap keilmuan Artificial Intelligence, Internet of Things, Big Data Analysis, dan Cyber Security,” jelas guru besar Teknik Elektro itu.
Dalam hal ini, ITS akan menyediakan tempat bagi pelatihan DTS tersebut di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro (FTE) dan Departemen Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) masing-masing sebanyak dua kelas.
“Setiap sesi ada empat jam, satu jamnya selama 50 menit, jadi satu sesi itu ada 200 menit,” terang Dr Adhi Dharma Wibawa, ketua panitia kegiatan.
Sebagai perguruan tinggi dengan basis teknologi, ITS sendiri sudah sejak lama bekerja sama dengan Kemenkominfo dalam berbagai implementasi menghadapi RI 4.0.
DTS sendiri sudah mulai sejak tahun lalu. Beasiswa pelatihan itu tidak hanya memberikan pelatihan berupa technical skills, tapi juga soft skills.
“Ini ditujukan agar dapat menghasilkan SDM dengan kemampuan adaptif yang dapat menghadapi perubahan,” ungkap Dedy Permadi PhD, selaku Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital.
Pria yang akrab disapa Dedy itu menjelaskan, pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan.
“Sehingga setiap tahun Indonesia membutuhkan setidaknya 600.000 tenaga dengan kemampuan adaptif,” tutur Dedy.
Penggabungan keilmuan yang didapat di kampus dengan soft skills pada kegiatan ini diyakini akan memberikan dampak positif secara langsung bagi peserta. (ita)