Menteri Susi Makan Ikan Bareng Santri di Banyuwangi
KOMUNITAS PERISTIWA

Menteri Susi Makan Ikan Bareng Santri di Banyuwangi

Dalam upaya meningkatkan konsumsi ikan di tengah masyarakat, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berkeliling ke sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Banyuwangi untuk mengampanyekan program Gemarikan (Gemar Makan Ikan).

Ponpes Mabadi’ul Ihsan yang berlokasi di Karangdoro, Kecamatan Tegalsari menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Menteri Susi dan secara simbolis menyerahkan 3,25 ton ikan segar kepada Ketua Yayasan setempat. Keesokan harinya, mengunjungi Ponpes Miftahul Ulum yang terletak di Bengkak, Kecamatan Wongsorejo.

Menariknya, sebagian dari ikan tersebut menjadi santapan bersama Menteri Susi dan para santri di siang itu. Derasnya hujan yang turun tak menyurutkan antusiasme para santri melahap nasi dan ikan yang dibagikan.

Menteri Susi pun berpesan agar para santri meningkatkan konsumsi ikan sebagai sumber vitamin yang baik bagi pertumbuhan.

“Saya lihat para santri di sini sangat partisipatif, kreatif. Berarti, adek-adek semua sangat sehat. Sehat itu tidak harus minum vitamin. Vitamin itu kita bisa dapat dari makanan dan matahari. Salah satu sumbernya adalah ikan yang kaya akan protein dan omega, tapi matahari juga perlu sebagai pemroses supaya vitamin bisa masuk ke dalam tubuh. Jadi banyak-banyaklah makan ikan, makan sayur, sama kena matahari,” pesannya.

Ia menambahkan, ikan itu juga bukan ikan sembarang, melainkan ikan-ikan segar berkualitas ekspor yang mempunyai nilai tinggi. Hal ini menjadi bagian dari Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina Ikan (GEMASTUKATA) yang digalakkan KKP.

Menurutnya, pengelolaan dan pengolahan ikan perlu diperhatikan oleh masyarakat agar menjaga produk perikanan tetap sehat, bermutu, dan aman untuk dikonsumsi.

Selain ikan segar, KKP juga menyerahkan bantuan berupa 16 lubang bioflok untuk mendorong jiwa entrepreneurship para santri.

Bioflok ini diharapkan dapat membantu para santri untuk mengembangkan kemampuannya di bidang budidaya perikanan sekaligus mendukung misi sekolah yang hendak mencetak lulusan yang tak sebatas menjadi pencari kerja, melainkan dapat menjadi pencipta lapangan kerja.

Lebih lanjut, Menteri Susi juga mengingatkan para santri sebagai bagian dari masyarakat Banyuwangi untuk menjaga laut sekitar dari sampah plastik. Ia membagikan pengalamannya di mana ia menemukan begitu banyak sampah plastik di Pantai Bangsring yang dikunjungi sehari sebelumnya.

Sampah-sampah tersebut, menurutnya, disebabkan oleh kebiasaan masyarakat di darat yang sering membuang sampah sembarangan di selokan dan sungai.

“Nah, sekarang setelah kita selesai dengan pemberantasan illegal fishing, persoalan lain ada lebih banyak lagi di laut. Apa itu? Sampah plastik. Nah sampah plastik di laut itu datang dari mana? Dari darat. Dari bapak-bapak, ibu-ibu, adek-adek, kita semua,” tuturnya.

Ia pun mengajak para santri dan keluarganya untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai untuk menjaga kebersihan laut sebagai bagian dari iman.

“Kita dikasih alam oleh Tuhan, dijaga. Menjaga alam dan menjaga kebersihan itu kan termasuk ibadah. Termasuk tidak buang sampah sembarangan, itu adalah bagian dari iman kita,” ujarnya.

Pemerintah secara bersama-sama tengah terus mendorong pencegahan stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi secara kronis. Dalam mendukung upaya tersebut, KKP terus menggalakkan kampanye Gemarikan (Gemar Makan Ikan) pada masyarakat.

Data terbaru dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan mencatat angka stunting di Indonesia telah turun dari 37,8% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018.

“Jadi adek-adek semua, bapak-bapak kenapa kita bagikan ikan-ikan ke pesantren-pesantren? Pemerintah ingin menanggulangi persoalan stunting dengan mengampanyekan (program) Gemar Makan Ikan supaya generasi muda tumbuh besar dan pintar. Karna yang kita butuhkan supaya pintar ada dalam omega. Omega itu ada dalam ikan, bukan dalam ayam,” tandasnya.

Menteri Susi juga mengisi kuliah umum di Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy, Genteng. Mengusung tema ‘Kedaulatan Laut Nusantara, Gerbang Pencerdasan Generasi Bangsa’, Menteri Susi membagikan informasi seputar sejarah dan kebijakan perikanan dan kelautan di Indonesia.

Usai memberikan pemaparan, Menteri Susi mendapatkan julukan ‘Nyai’ dari para mahasiswa atas kontribusinya menjaga laut Indonesia dari pencuri ikan ilegal.

“Orang yang menguasai kitab-kitab, menguasai Al-Quran. Seharusnya, karena ayat-ayat Allah itu tidak hanya tertulis tapi ada di alam sekitar ini, astronomi itu juga bisa disebut ‘Kiyai’. Orang yang mengerti tentang isi laut, tentang bagaimana menjaga laut, dan bagaimana cara mengatasi orang yang mencuri ikan laut berarti layak disebut ‘Kiyai’. Karena Bu Susi ini perempuan, maka kita sebut?” ujar Samsudin Adlawi, Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, selaku moderator. “Bu Nyai,” sambut meriah para mahasiswa. (sak)