Berdit Zanzabela, Sosok Pengejar Prestasi
PERISTIWA PROFIL

Berdit Zanzabela, Sosok Pengejar Prestasi

Bela. Begitulah sapaan akrab Berdit Zanzabela. Adalah sosok perempuan muda inspiratif asal Trenggalek, Jawa Timur. Ia adalah mahasiswa S2 Media dan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga yang berhasil melebarkan sayapnya di dunia announcer (penyiar) dan influencer.

Perempuan peraih nominasi Raki Persahabatan Jawa Timur 2017 itu bercerita, saat ini dirinya menekuni pekerjaannya dengan aktif menduduki posisi news presenter dan reporter di stasiun TVRI Surabaya.

Selain itu, Bela mempunyai kesibukan dalam memberikan pelatihan public speaking di acara workshop serta karantina pemilihan Duta.

”Selama 2 tahun terakhir, saya mempunyai kesibukan di bidang presenter dan public speaking dalam beberapa acara. Tak hanya itu, akhir-akhir ini saya juga mempunyai banyak permintaan kelas private untuk siswa SMP dan SMA,” ungkapnya.

Ketekunannya dalam mengajar membuat Bela mempunyai cita-cita untuk mendirikan kantor dan kelas kecil. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari impiannya dalam mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

”Setelah lulus S2, rencananya saya lebih fokus mengajar dan masuk dalam ranah ekstrakurikuler SMP/SMA juga. Tak hanya itu, saya juga mempunyai rencana untuk membuka kantor dan mempunyai kelas kecil-kecilan,” kata Bela.

“Sebagai wadah saya dalam memberikan ilmu yang saya dapatkan kepada generasi muda penerus bangsa,” imbuhnya.

Kesibukannya dalam meraih prestasi di luar kampus tidak menjadi suatu halangan baginya dalam mengejar prestasi akademik. Bahkan, untuk kali kedua, dia berkesempatan menjadi salah satu delegasi Asian Enlightening Studies 2018 di Tokyo.

Bela lolos untuk mengikuti International Conference di Jepang serta meraih Juara III Pemuda Inspiratif 2018 Kemenpora RI yang audisinya diadakan di Kediri.

Bagi Bela, segudang prestasi yang dirinya raih tidak luput dari suka dukanya selama ini. Kesibukannya dalam beberapa event dan menjadi penyiar, membuatnya sulit untuk mengatur waktu. Hal itu membuat pekerjaannya yang lain menjadi terbengkalai.

”Kesulitan saya dalam mengatur waktu, tidak membuat saya menjadi patah semangat. Saya berusaha mencoba seoptimal mungkin untuk tetap menjalani itu, walaupun terkadang saya terlambat datang dalam sebuah event. Salah satu contohnya yaitu lomba Pemuda Inspiratif yang dilaksanakan di Kediri,” katanya.

”Namun, alhamdulillah perjuangan itu membuahkan hasil, dengan terpilihnya saya menjadi pemenang juara III. Bagi saya itu bukan kendala, melainkan sebuah tantangan bagi diri saya sendiri,” tambah Bela.

Bela juga berpesan kepada generasi muda khususnya mahasiswa UNAIR untuk terus berinovasi dan mengembangkan kreativitasnya. Peran dunia digital, lanjut Bela, harus menjadi media yang positif dan dapat dimanfaatkan sebaik-sebaiknya. (ita)