Hadiri Harlah Muslimat NU, Jokowi Bersarung
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Hadiri Harlah Muslimat NU, Jokowi Bersarung

Presiden Indonesia H Joko Widodo menghadiri peringatan Hari Lahir ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Ahad (27/1).

Presiden Jokowi tiba di GBK sekitar pukul 07.00 pagi. Jokowi terlihat didampingi ibu negara, Iriana Jokowi. Jokowi mengenakan peci berwarna hitam, jas berwarna abu-abu, dan sarung. Sementara Iriana mengenakan kerudung dan baju berwarna putih.

Selain istri, Jokowi juga didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Desa dan PDTT Eko Putro Sanjoyo, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, dan Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko.

Sementara di sisi lain, ratusan ribu ibu-ibu Muslimat NU menyambung kedatangan Jokowi dengan shalawat badar yang dipimpin oleh Hadad Alwi dan Penyanyi Nasional Tompi.

Hadir pada Harlah Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, sejumlah pengurus harian PBNU, KH Afifuddin Muhajir, Nyai Sinta Nuriyah Wahid, Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Hj Yenny Wahid.

Kegiatan Harlah yang dibarengi dengan acara Maulidurrasul dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa ini dihadiri sekitar 100 ribu ibu-ibu Muslimat NU dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Pada saat ditanya soal harlah Muslimat NU, Jokowi menyampaikan kecintaannya terhadap NU. Ia menunjukan eksistensi dirinya yang selalu datang menghadiri berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan oleh NU.

“Jasa dan kontribusi NU untuk bangsa ini sangat besar dan tidak bisa dibayar. Maka dari itu, atas nama pemerintah, saya berusaha agar senantiasa bisa hadir mengapresiasi setiap program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh NU seperti Harlah Ke-73 Muslimat NU ini,” tegasnya.

Hal lain yang dikatakan Jokowi adalah bahwa ibu-ibu Muslimat NU adalah orang-orang yang komitmen nasionalisme.

“Mereka ikhlas berjuang menjaga Aswaja maupun bangsa ini, seperti Ibu saya yang aktif di Jamiyahan Muslimat NU yang diselenggarakan setiap hari Jumat di Solo,” katanya.

Ia mengatakan rasa cintanya terhadap NU seutuhnya baik ulama, kiai, ustadz dan ustadzah, para santri, dan ibu-ibu Muslimat NU seperti Ibu Sinta, Ibu Khofifah, Ibu Yenny, dan lain sebagainya.

Sudah Sunatullah
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara yang beragam. Tak kurang dari 714 suku dan 1100 bahasa ada di negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Keragaman ini menjadi pesan penting Jokowi kepada anggota Muslimat NU.

“Saya mengajak kepada bapak ibu,khususnya ibu-ibu muslimat NU, untuk bersama-sama kita menjaga persatuan kita, untuk bersama-sama menjaga dan merawat persaudaraan kita, untuk bersama-sama kita menjaga dan merawat kerukunan kita, ” tegas Jokowi.

Begitu banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia, menurutnya, merupakan anugerah dan sunatullah. “Sudah menjadi sunnatullah bahwa bangsa kita ini beda-beda,” katanya.

Perbedaan tak hanya pada lingkup suku, bahasa, dan tradisi saja. Tahun politik semakin memperlebar ruang perbedaan itu. Meskipun demikian, ia menegaskan jangan sampai karena perbedaan itu pula, membuat hubungan tidak lagi seperti saudara.

“Padahal kita saudara sebangsa dan setanah air,” ujar Gubernur DKI Jakarta 2012-2014 itu.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak agar bangsa Indonesia senantiasa menjaga persaudaraan seagama dan sebangsa. “Marilah kita jaga ukhuwah kita, ukhuwah Islamiyah kita, ukhuwah Wathaniyah kita,” tandasnya. (nuonline)