Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya (PSPK UB) bersama Bupati Kabupaten Tuban, Fathul Huda, melakukan Panen Raya Garam akhir Desember 2018 lalu di Desa Leranwetan, Kecamatan Palang.
Panen raya ini merupakan panen garam dengan memanfaatkan metode Green House Tunnel. Metode ini adalah metode produksi garam yang memanfaatkan teknologi rumah kaca kristalisasi garam. Penerapan metode ini memungkinkan produksi garam dilakukan sepanjang tahun termasuk dalam musim penghujan.
Berbagai pihak ikut menghadiri dan menyaksikan Panen Raya Garam di musim hujan ini. Selain dihadiri oleh unsur pemerintah daerah dan masyarakat petambak garam Tuban.
Kegiatan ini juga diikuti perwakilan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban, PT. Kencana Tiara Gumilang (KTG) dan peneliti serta mahasiswa dari Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya.
Metode produksi garam dengan Green House Tunnel merupakan metode yang diadopsi oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban dari hasil penelitian terkait produksi garam.
Metode ini hasil pengembangan dari kerjasama PSPK UB, Balitbangda Jatim, Dinas Perikanan dan Peternakan Tuban, PT Kencana Tiara Gumilang dan Kelompok Petambak Garam di Desa Leranwetan.
Ketua PSPK UB Andi Kurniawan yang juga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB ini menjelaskan bahwa penerapan teknologi Green House Tunnel bisa membuat produksi garam tetap dapat dilakukan pada saat musim hujan.
Produksi ini benar-benar melakukan semua proses produksi di musim hujan, bukan sekedar mengkristalkan air tua yang diproduksi di musim kemarau pada saat musim hujan.
Dengan menerapkan teknologi ini dan menggabungkannya dengan strategi produksi garam sepanjang tahun, maka produksi garam yang bisa didapatkan adalah 164 ton pertahun, lebih banyak sekitar 60 sampai 80 ton dari produksi garam dengan metode konvensional.
Kualitas garam yang dihasilkan dapat mencapai kadar NaCl sebesar 98%. Break Even Point (BEP)dari pembuatan tunnel akan dicapai kurang dari satu tahun dengan ketahanan bangunan konstruksi bisa mencapai tiga sampai lima tahun.
Bupati Fathul Huda memastikan petambak garam mampu menerapkan dan mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Dia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada peneliti PSPK UB, Diskandak Tuban dan para pihak terkait atas dikembangkannya metode ini di daerah Tuban dan berharap bisa ditindaklanjuti dinas terkait.
Perwakilan dari KKP, Freude TP Hutahaean mengatakan bahwa program pengembangan metode Green House Tunnel di Tuban ini adalah contoh yang sangat baik dari bagaimana unsur pemerintah, perguruan tinggi, industri dan masyarakat bekerja sama untuk mengembangkan inovasi yang bisa menyelesaikan salah satu permasalahan utama produksi garam di Indonesia. (sak)