Terumbu karang adalah kekayaan laut Indonesia yang mempunyai banyak peranan namun rentan terhadap perubahan.
“Berdasarkan citra satelit luas terumbu karang diperkirakan adalah 2,5 juta hektar. Tiap tahun kami pasti akan merilis kondisi terumbu karang” jelas Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah pekan lalu di Jakarta.
Berdasarkan buku Status Terumbu Karang 2018, secara umum status terumbu karang sedikit mengalami perubahan.
“Dari total 1.067 site terumbu karang , sebanyak 386 site kategori jelek, 366 site kategori cukup, 245 site kategori baik dan 70 site kategori sangat baik,” jelas Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi, Suharsono.
Suharsono menjelaskan, sesuai riset yang dilakukan Tim peneliti P2O LIPI secara umum kondisi terumbu karang di wiliayah selatan dan barat mempunyai kondisi yang jelek.
Kondisi ini sebagai akibat lingkungan yang ekstrim yakni berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Selain itu, daerah tersebut juga akibat bleaching pada 2016.
Ia menambahkan, riset yang sudah dilakukan menunjukan bahwa kondisi terumbu karang di Indonesia saat ini secara umum sedikit mengalami perubahan. Kondisi perairan yang relatif stabil menyebabkan karang dapat tumbuh dengan baik.
“Faktor anthropogenik dinilai lebih banyak mempengaruhi kondisi karang di Indonesia saat ini. Karena pertambahan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan hasil laut dan pemanfaatan pesisir meningkat yang dapat mengancam ekosistem,” kata Suharsono.
“Untuk menjaga keseimbangan ekosistem diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekosistem terumbu karang untuk keberlangsungan hidup biota laut,” pungkasnya. (ist)