Tropical Renewable Energy Center Fakultas Teknik Universitas Indonesia (TREC FTUI) meluncurkan sebuah model Rumah Masa Depan yang mengusung teknologi Listrik Dual Power Pertama di Indonesia.
Rumah bernama Sofwan House TREC FTUI ini menerapkan teknologi pembangkit listrik yang berasal teknologi fuel cell (sel bahan bakar) dan solar cell (panel surya).
Sofwan House TREC FTUI juga akan menjadi laboratorium riset inovasi energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Dekan FTUI Dr Ir Hendri DS Budiono MEng dan Ir Sofwan Alfaris, MM yang merupakan Donatur Utama Sofwan House yamg juga Alumni Fakultas Teknik UI’88 bersama-sama meresmikan Sofwan House pekan lalu di FTUI kampus Depok.
Hadir pula Direktur TREC FT UI Dr-Ing Eko Adhi Setiawan dan Direktur PT Cascadiant Indonesia Rahmadi Budiman ST MT serta para pimpinan dan dosen FTUI. Sofwan House TREC FTUI mengusung sebuah teknologi yang belum ada di pasaran, yaitu Teknologi DCON.
Teknologi ini memungkinkan sebuah rumah menggunakan dua sumber listrik yaitu AC dan DC, konsep ini disebut dual power.
Ide konsep dan istilah ini dicetuskan pertama kali oleh para peneliti TREC FTUI, dengan harapan menghadirkan listrik yang ramah lingkungan dan handal untuk peralatan di rumah tangga dan perkantoran.
“Rumah yang terbuat dari kontainer ini dirancang sedemikian rupa agar kebutuhan listriknya dapat dipenuhi sendiri, dan listrik dari PLN hanya digunakan sebagai cadangan saja,” kata Direktur TREC FT UI Dr Ing Eko Adhi Setiawan.
Listrik yang dihasilkan berasal teknologi fuel cell (sel bahan bakar) dan solar cell (panel surya) yang kemudian disimpan dalam baterai, untuk kemudian disebut dengan istilah Dual Cells.
Listrik keluaran alat ini mampu menyalakan berbagai peralatan listrik rumah tangga. Perangkat ini berkapasitas 2500 sampai 4000 Watt dimana dapat digunakan untuk 1-3 rumah di perkotaan.”
Dekan FTUI Hendri DS Budiono menyampaikan, FTUI kembali meluncurkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kali ini melalui teknologi DCON yang dikembangkan TREC, listrik DC terbukti lebih stabil dan dapat dibangkitkan langsung oleh panel surya yang dapat dipasang di atap rumah.
“Sehingga tidak terjadi perubahan konversi energi listrik dari DC ke AC yang menggunakan inverter yang sudah umum digunakan,” jelasnya.
Alat DCON ini belum ada dipasaran, oleh karena itu hasil penelitian ini kedepannya akan menjadi teknologi alternatif pagi para pengguna energi terbarukan agar sistem kelistrikannya menjadi lebih efisien dan lebih terjangkau harganya.
Diharapkan model Rumah Masa Depan berikut dengan teknologinya mampu menjadi terobosan teknologi di Indonesia, sehingga kedepannya dapat lebih mengoptimalkan penggunaan listrik dari energi terbarukan, seperti panel surya dan turbin angin. (sak)