Bank CIMB Niaga Tbk melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) sebesar Rp2,6 triliun pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2018.
Laba bersih ini naik sebesar 18,0% year-on-year (Y-o-Y), menghasilkan earnings per share Rp103,99.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan non bunga atau Non-Interest Income sebesar 23,6% menjadi Rp2,9 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 26,8% Y-o-Y.
Rasio Loan Loss Coverage (LLC) CIMB Niaga berada di level yang aman sebesar 101,24%.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan dengan memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama, dan mengedepankan strategi pertumbuhan yang penuh kehati-hatian di tengah kondisi pasar yang penuh persaingan, kinerja CIMB Niaga mengalami kemajuan dibandingkan tahun lalu
Pendapatan operasional meningkat 1,6% Y-o-Y utamanya dikontribusikan oleh pendapatan non bunga.
“Dalam situasi perekonomian dan pasar yang masih menantang, kami berhasil menurunkan biaya pencadangan sebesar 26,8% Y-o-Y sehingga mampu meningkatkan laba bersih sebesar 18,0% Y-o-Y menjadi Rp2,6 triliun,” jelasnya.
Dengan total aset mencapai Rp260,6 triliun per 30 September 2018, naik sebesar 3,4% Y-o-Y, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.
Jumlah kredit yang disalurkan tumbuh 2,2% Y-o-Y mencapai Rp182,8 triliun per 30 September 2018. Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit Konsumer tercatat sebesar Rp48,5 triliun (26%), dan kredit Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) mencapai Rp36,1 triliun (20%).
Wholesale banking menyumbang proporsi terbesar dari kredit yang disalurkan, dengan kredit Korporasi sebesar Rp66,1 triliun (36%), dan kredit Komersial sebesar Rp32,1 triliun (18%).
Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (“DPK”) tercatat sebesar Rp194,3 triliun per 30 September 2018, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 3,7% Y-o-Y. (sak)