Laju Industri Otomotif Melesat
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Laju Industri Otomotif Melesat

Industri otomotif merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang tengah diprioritaskan pengembangannya karena akan menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri keempat di Tanah Air sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

Apalagi, industri otomotif menunjukkan kinerja yang positif dan memberikan sumbangan cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pada triwulan I tahun 2018, industri alat angkutan tumbuh sebesar 6,33 persen dan berkontribusi hingga 10,27 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika meninjau persiapan pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (1/8).

Menperin juga menyampaikan, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain termasuk dalam lima besar investasi sektor manufaktur pada kuartal pertama tahun ini dengan nilai mencapai Rp 3,35 triliun.

“Guna meningkatkan investasi, pemerintah bertekad terus menciptakan iklim usaha yang kondusif seperti melalui pemberian insentif,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Menperin sempat meninjau paviliun Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (Ammdes). Kendaraan yang diinisiasi oleh Kemenperin ini akan diluncurkan pada pembukaan GIIAS 2018 yang rencananya dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Airlangga, pihaknya terus berupaya mengoptimalkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) guna memacu produksi Ammdes. Saat ini, industri dalam negeri telah mampu memproduksi sebanyak 184 jenis komponen atau setara 70 persen dari nilai total pengembangan alat transportasi untuk penumpang dan hasil pertanian tersebut.

“Melalui konsolidasi dengan pelaku industri nasional, kami berhasil memfasilitasi dalam membangun komitmen kerjasama dengan lebih dari 70 industri yang siap menjadi pemasok komponen AMMDes, di manasebagian besar adalahindustri kecil dan menengah (IKM),” paparnya.

Pengembangan Ammdes sejalan dengan semangat Nawacita guna membangun Indonesia dari pinggiran, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis.

Maka itu, Ammdes dirancang dengan fungsi multiguna, tidak hanya untuk alat transportasi membawa hasil-hasil pertanian dari desa ke kota, tetapi juga bisa sebagai alat produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di pedesaan.

Dengan fungsi multiguna tersebut,Ammdes dapat membantu Kelompok Usaha Bersama (KUB), Koperasi, Gapoktan, Bumdes dan kelompok petani atau nelayan lainnya untuk mengangkut dan memproduksi hasil panennya, memperlancar penyediaan sarana produksi,serta mempercepat distribusi barang antara kota dan desa.

Bahkan, Ammdes dilengkapi dengan spesifikasi teknis khusus agar dapat mengakses daerah-daerah yang selama ini pembangunan infrastrukturnya tertinggal. Dengan akses yang lebih bagus, akan menstimulus kegiatan ekonomi di wilayah tersebut sehingga mengurangi ketimpangan antara desa dan kota.

Selain dampak positif dibidang ekonomi, program AMMDes juga membuka peluang bagi pelaku industri untuk menguasai kemampuan bidang penelitian dan pengembangan (R&D), terutama rancang bangun dan teknologi desain. “Penguasaan teknologi ini sangat penting sebagai landasan pengembangan dan kemandirian industri dalam negeri kedepan,” tegasnya.

Menteri Airlangga menambahkan, pihaknya pun berkomitmen memacu industri otomotif nasional untuk terus mengembangkan kendaraanyang mengikuti teknologi terkini dan selera konsumen saat ini.

“Agar bisa berkompetisi di pasar global, produk otomotif harus memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, hemat bahan bakar, ramah lingkungan, serta memiliki harga terjangkau,” ungkapnya. (sak)