Pemeliharaan sungai dan situ (danau) sebagai bagian pengendalian banjir di kawasan Metropolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Tanggung jawab tersebut, bukan hanya jadi milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi perwakilan pemerintah, tetapi juga para pemangku kepentingan dari berbagai unsur pemerintah, swasta, komunitas dan masyarakat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan seluruh pihak harus ikut andil dalam pengelolaan sumber air dan tampungan air. “Saya ingin mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersama mengelola Sumber Daya Air (SDA) dari hulu ke hilir,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Terkait hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung dan Cisadane, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) melakukan kerja sama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya dalam pemeliharaan 4 Sungai dan 9 Situ di Jabodetabek.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatangan kesepakatan antara Kepala BBWS Ciliwung Cisadane Jarot Widyoko dengan Panglima Kodam Mayjen TNI Joni Supriyanto yang disaksikan oleh Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Agung Djuhartono di Kantor BBWS Ciliwung Cisadane, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Agung Djuhartono menyambut baik dilakukannya kerja sama tersebut. “Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi atas peran TNI, di samping menjaga kedaulatan NKRI, juga mendukung ketahanan air dan pangan,” jelas Agung.
Kepala BBWS Ciliwung dan Cisadane Jarot Widyoko menjelaskan kerja sama akan berlangsung selama empat bulan, sejak 16 Juli 2018 hingga 26 Oktober 2018. Kerja sama pemeliharaan terhadap empat sungai yakni, Sungai Krukut dengan panjang penanganan 1.500 meter, Sungai Grogol sepanjang 973 meter, Sungai Sunter sepanjang 1.500 meter, dan Sungai Mookervaart sepanjang 850 meter.
“Keempat sungai tersebut merupakan sungai yang sudah dangkal. Sebelumnya kami bersama Kodam Jaya Jakarta telah menentukan titik-titiknya. Dengan dilakukannya pemeliharaan bersama, diharapkan sungai dan situ dapat lebih optimal dalam menampung air sehingga tidak meluap dan menggenangi wilayah sekitar saat musim hujan,” kata Jarot Widyoko.
Pendangkalan sungai di Jabodetabek antara lain diakibatkan oleh aliran sedimen ke dalam sungai maupun pembuangan sampah secara liar ke dalam sungai, dan pengikisan tebing sungai akibat curah hujan.
Selain itu, daya tampung sungai dan situ juga berkurang akibat penyempitan alur sungai karena adanya bangunan pada bantaran sungai dan situ.
Beberapa situ di Jabodetabek telah mengalami alih fungsi menjadi perumahan dan industri, sehingga untuk mencegah terjadinya alih fungsi yang masif dilakukan kerjasama ini, termasuk dengan upaya penertiban batas-batas situ.
Kerja sama pemeliharaan 9 situ berada di Kawasan Jabodetabek yakni Situ Leungsir, dan Situ Taman di Kabupaten Bekasi, Situ Rawa Bebek, dan Situ Rawa Lumbu di Kota Bekasi dan Situ Sidomukti, Situ Bahar, Situ Gadog, Situ Patinggi dan Situ Pengarengan di Kota Depok.
Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto menyampaikan semoga melalui kerja sama ini TNI bisa memberi manfaat untuk masyarakat. “Kodam Jaya berperan aktif membantu tugas pemerintah daerah dalam rangka peningkatan pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” jelas Joni. (sak)