Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah telah menetapkan enam pemenang kompetisi wirausaha untuk pengusaha ekonomi kreatif (ekrafpreneur) berbasis syariah, Derap Ekrafpreneur Hasanah Mulia (Deureuham) di Jakarta.
Ekrafpreneur yang mengikuti Deureuham berasal dari kategori umum untuk subsektor kuliner, fashion, kriya, dan desain produk serta kategori teknologi untuk subsektor aplikasi & game, film & animasi dan fotografi.
Seleksi Deureuham diawali dengan roadshow dan dilanjutkan bootcamp regional di lima daerah, yaitu Palembang, Jakarta, Balikpapan, Surabaya, dan Makassar.
25 ekrafpreneur dari subsektor kuliner, fashion, kriya, dan aplikasi & game lolos kurasi bootcamp regional dan menjadi finalis Deureuham 2018. Enam pemenang Deureuham adalah Aang, Tri Wahyudi, Elsana Bekti, Indra Rukansyah, Riswahyuni, dan M Senoyodha Brennaf.
Juara pertama dari kategori umum adalah Aang Fisheries Entrepreneur dari Jakarta yang sebelumnya menjuarai Kick Andy Young Hero 2017. Pemenang dari subsektor kuliner ini menghasilkan produk makanan olahan berbahan dasar ikan, sipetek crispy. Keunggulan produk ini adalah memberdayakan masyarakat, memanfaatkan sumber daya lokal, dan makanan tinggi kalsium.
Da’i dan pengusaha IT asal Palembang, Tri Wahyudi menjadi jawara satu dari kategori teknologi. Tri telah menyabet berbagai penghargaan, antara lain Penghargaan Nasional Bidang Wirausaha Kemenpora (2014) dan Juara II Wirausaha Mandiri Kategori Mahasiswa (2009).
Aplikasi yang melayani kebutuhan edukasi dan ibadah untuk muslim ini bersifat edukatif dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, solutif dengan kelengkapan kualitas pelayanan dan fitur, terintegrasi dengan kurikulum berdasarkan index, serta mudah dengan fitur menguntungkan.
Juara dua dari kategori umum adalah Elsana Bekti dari Jakarta dengan produk Arane, ecoprint dan natural dye artisan miliknya. Arane merupakan clothing line yang dikemas alami dari bahan alam oleh pengrajin lokal. Bekti memberdayakan pengrajin lokal, menggunakan bahan dasar sumber daya alam terbarukan, serta melambangkan sinergi alam dengan manusia.
Indra Rukansyah dari Jakarta mendapat juara dua kategori teknologi melalui produk Kostoom. Indra membuat platform yang menghubungkan penjahit dengan konsumen sekaligus stakeholder fashion lainnya. Dengan platform Kostoom, Indra berhasil memunculkan pengusaha fashion baru serta meningkatkan kesejahteraan penjahit mitra Kostoom.
Pemenang ketiga dari kategori umum adalah Riswahyuni, ekrafpreneur subsektor kuliner dari Balikpapan. Ris memberdayakan petani salak dengan memanfaatkan buah dan limbah salak sebagai bahan dasar cake salak kilo miliknya. Produk kuliner ini, selain berbahan produk lokal dan alami, juga telah mendapat kualitas PIRT, halal, dan SNI.
Juara III kategori teknologi didapatkan oleh ekrafpreneur asal Jakarta, M Senoyodha Brennaf, dengan produk halal local, aplikasi komprehensif bagi wisatawan muslim.
Aplikasi buatan Seno memudahkan muslim mendapatkan restaurant halal dari 50.000 database, menunjukkan lokasi tempat solat jangkauan global, dan petunjuk arah kiblat yang presisi. Aplikasi ini mendukung halal life style yang berkembang di dunia.
Juri dan narasumber Deureuham yaitu Deputi Akses Permodalan, Fadjar Hutomo; Pemimpin Divisi Bisnis Mikro BNI Syariah, Budi Aristianto; Owner Warung Upnormal, Rex Marindo; perwakilan NET, Kemal; Mentor Bisnis Online, Ilham Taufiq; Associate Consultant Inventure, Farid Fatahillah; Owner Waroeng Steak & Shake, Jodi Brotosuseno; dan Ketua Umum Serikat Saudagar Nusantara, Rendy Saputra.
Penilaian juri melalui beberapa aspek, antara lain kreativitas dan inovasi, syariah, dampak sosial, bisnis, dan presentasi finalis. Enam pemenang Deureuham 2018 berhak mendapatkan pembiayaaan untuk pengembangan usaha dari BNI Syariah sekaligus hadiah umroh beserta uang saku. (sak)