Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP, membenarkan Yudi Latif telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pengunduran dirinya sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. (BPIP).
“Pak Yudi Latif mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden tertanggal 7 Juni, tetapi yang bersangkutan meminta mengundurkan diri tanggal 8 Juni,” kata Johan Budi di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/6) pagi.
Menurut Johan Budi, surat permohonan pengunduran diri Yudi Latif itu di-CC-kan ke Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dan Sekretaris Kabinet (Seskab).
Ditambahkan Johan Budi, bahwa Presiden Jokowi belum membaca surat pengunduran diri Yudi Latif sebagai pimpinan BPIP itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras dan integritas Yudi Latif saat mempersiapkan dan memproses pembentukan UKP-PIP menjadi BPIP.
“Saya sangat menghargai upaya-upaya yang telah disiapkan dan proses-proses pembentukan UKP-PIP pindah ke BPIP. Saya kira kerja keras dan integritas Pak Yudi Latif tidak perlu diragukan lagi,” kata Presiden Jokowi usai menghadiri acara buka puasa bersama dengan pimpinan dan anggota MPR di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra IV Nomor 16, Jakarta Selatan, Jumat (8/6) petang.
Presiden mengakui pagi tadi dirinya telah menerima surat pengunduran diri Yudi Latif dari jabatannya selaku Kepala BPIP karena alasan pribadi dan urusan keluarga.
“Tadi dalam surat juga disampaikan bahwa karena ada urusan pribadi urusan keluarga yang harus lebih diberikan perhatian jadi beliau mengundurkan diri,” ungkap Jokowi.
Mengenai calon pengganti Yudi Latif sebagai Kepala BPIP, Presiden mengatakan masih terlalu dini. “Wong baru tadi pagi,” ucapnya.
Yudi sendiri dalam surat pengunduran dirinya itu, menurut Johan Budi, menyebut tingkat kesibukan yang lebih tinggi akibat perubahan Unit Kerja Presiden Bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) menjadi badan setara kementerian sebagai salah satu alasan pengunduran dirinya.
Yudi sendiri dalam fanpage facebook-nya yang diunggahnya Jumat (8/6) pagi mengatakan, bahwa transformasi dari UKP-PIP menjadi BPIP membawa perubahan besar pada struktur organisasi, peran dan fungsi lembaga, juga dalam relasi antara Dewan Pengarah dan Pelaksana. Semuanya itu, tulis Yudi, memerlukan tipe kecakapan, kepribadian serta perhatian dan tanggung jawab yang berbeda.
“Saya merasa, perlu ada pemimpin-pemimpin baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit. Sekarang, manakala proses transisi kelembagaan menuju BPIP hampir tuntas, adalah momen yang tepat untuk penyegaran kepemimpinan,” tulis Yudi. (sak)