Masih minimnya kesadaran masyarakat melakukan hidup bersih, salah satunya dengan buang air besar sembarangan (BABS), menarik perhatian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk membantu memperbaiki kondisi tersebut.
Salah satunya dengan mencanangkan program Open Defecation Free (ODF) bagi warga di tiga kelurahan sekitar kampus, yakni Gebang Putih, Kejawan Putih Tambak dan Keputih.
ODF adalah kondisi di mana setiap individu dalam sebuah komunitas atau lingkungan masyarakat sudah tidak membuang air besar sembarangan (BABS).
Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD, Ketua Program Jamban Sehat dari Pusat Studi Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) ITS mengatakan, masih banyak ditemukan warga yang BABS di tiga kelurahan tersebut.
“Yang jelas kita tahu, limbah jamban itu banyak mengandung typhus, kolera dan hepatitis, di mana salah satu penyebab utama penyakit ini adalah lalat. Jika limbah jamban tidak dikelola dengan baik, maka akan sangat berbahaya,” jelas dosen yang biasa disapa Eddot ini saat ditemui di Laboratorium Air Departemen Teknik Lingkungan ITS, Senin (28/5).
PDPM ITS melalui program ODF ini, menurut Eddot, mulai tahun 2016 lalu sudah menyosialisasikan kepada warga tentang bahaya dari perilaku BABS ini jika diteruskan.
Bekerjasama dengan Departemen Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Fakultas MIPA, mulai tahun 2017 lalu PDPM ITS telah menjalankan pembangunan jamban sehat bagi warga sekitar kampus ITS tersebut.
“Tahun 2017 kita sudah berhasil membuatkan 21 jamban sehat di Kelurahan Gebang Putih dan Kejawan Putih Tambak,” ujar alumnus doktoral dari University of Birmingham, England ini.
Usaha yang dilakukan pria pemerhati masalah kebersihan air domestik ini bisa dikatakan membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tahun lalu, Kelurahan Gebang Putih telah dinyatakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya sebagai kelurahan ke-60 yang bebas BABS.
“Ini tadi saya baru pulang dari Dinkes juga, dan tahun ini Kelurahan Kejawan Putih akan menyusul untuk dinyatakan sebagai kelurahan bebas buang air besar sembarangan juga,” tutur dosen yang juga concern di bidang sanitasi ini.
Pada tahun ini, lanjutnya, pihak PPDM ITS akan melanjutkan pembangunan jamban sehat di wilayah Kelurahan Keputih. “Tahun ini akan kami lanjutkan, target kami tahun ini (kelurahan) Keputih sudah bisa dinyatakan bebas buang air besar sembarangan,” tandas pria asal Kalimantan ini.
Insinyur Teknik Lingkungan ini juga mengatakan, program ODF di tiga kelurahan sekitar ITS ini sebagai salah satu langkah untuk turut mendukung program Pemerintah Kota Surabaya yang mulai tahun 2015 lalu juga turut mencanangkan program masyarakat Surabaya bebas BABS.
“Di Surabaya ini ada 154 kelurahan dan ternyata yang bebas dari BABS ini tidak lebih dari 60 kelurahan, oleh karenanya hal ini juga bisa dikatakan sebagai wujud sumbangsih ITS terhadap Kota Surabaya,” ungkap pria yang juga akan mendapatkan penghargaan sebagai Praktisi Penggiat Sanitasi dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada hari jadi Kota Surabaya tanggal 31 Mei nanti.
Tidak hanya berhenti pada ODF, kata Eddot, untuk masalah kesehatan lingkungan PDPM ITS tahun ini juga menargetkan adanya sertifikasi makanan sehat bagi pedangang kaki lima (PKL) di sekitaran ITS.
“Setelah program ODF ini berhasil, lingkungan sudah sehat. Kita juga akan membina para PKL yang ada di sekitaran wilayah ITS dan kita harapkan PKL yang ada terjamin untuk kualitas kebersihan makanannya,” terangnya.
Pihak ITS juga akan memfasilitasi untuk uji laboratorium makanan bagi para PKL yang akan disertifikasi. “Sebagai lingkungan yang turut menentukan kesehatan mahasiswa-mahasiswa ITS, kami juga ingin para penjual makanan di sini sudah terjamin semua untuk masalah kesehatan makanannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD mengatakan, program ini merupakan wujud nyata sumbangsih ITS kepada masyarakat Kota Surabaya khususnya di tiga kelurahan sekitar ITS.
Program jamban sehat, merupakan langkah yang harus dilakukan, utamanya ini berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat khususnya di kawasan sekitar ITS. “Adanya program jamban sehat harus didukung bersama, sehingga masyarakat kita akan menjadi lebih berkualitas dan lebih produktif,” ujar Guru Besar Teknik Lingkungan ini. (ita)