Kementerian Pariwisata bersama PT Blue Bird mengadakan ToT (Training of Trainer) bagi para pengemudi Blue Bird, dalam rangka memberikan pelayanan prima sebagai Wonderful Indonesia Service Ambassador (WISA).
Menpar menjelaskan, program WISA sangat penting dalam meningkatkan pelayanan pengemudi Blue Bird, khususnya layanan taksi di bandara ataupun tempat wisata.
Pengemudi berhubungan langsung dengan turis saat akan meninggalkan bandara, untuk itu diperlukan first impression yang mendalam (moment of truth), khususnya tentang Wonderful Indonesia sehingga menjadi kenangan yang membuat mereka akan berkunjung kembali ke Indonesia atau repeat guest.
“Moment of truth sangat penting yang dalam marketing sebagai Place (4P;Promotion Product, Price, and Place). Artinya, Place yang dimaksud yaitu kesan pertama yang mendalam dan ini harus dilakukan melalui pelatihan kepada para driver Blue Bird sebagai ujung tombak pelayanan kepada wisman,” kata Arief Yahya.
Hal tersebut disampaikan Menpar kepada 100 pengemudi Blue Bird saat menjadi mentor Training of Trainer (ToT) program Wonderful Indonesia Service Ambassador (WISA), di Kantor Pusat Blue Bird, Jakarta, pekan lalu.
Menpar Arief Yahya mengatakan, untuk menjadi seorang Duta Wisata Wonderful Indonesia hanya membutuhkan keterampilan (skill). “Sebetulnya, how to be a service ambassador? Hanya ada tiga aspek yakni; service key success factor, customer contact point, dan service level agreements. Ketiga aspek ini menjadi materi dalam pelatihan ToT WISA,” jelas Menpar.
Dalam pelatihan tersebut juga diberikan pembekalan mengenai hospitality dan pengetahuan dasar kepariwisataan seperti Konsep Sapta Pesona, serta bagaimana teknik dalam mempromosikan pariwisata (storytelling).
Dalam menjelaskan WISA, Arief Yahya memberikan benchmark taksi Black Cab di Kota London, Inggris. Ia menyebut, Belum ke London kalo belum naik Black Cab. Walaupun tarifnya 3 kali lebih mahal dari tarif taksi biasa, tapi taksi berbentuk unik itu masih menjadi idola para wisatawan.
“Sebagai benchmark saja, jika ingin lulus jadi driver taksi Black Cab di London, perlu waktu kurang lebih 3 tahun untuk test knowledge. Tidak hanya itu, para driver juga harus hapal 15 ribu jalan serta 20 ribu spot destinasi. Para driver Black Cab juga memberikan storytelling kepada para penumpangnya. Contoh bila penumpangnya muslim, mereka akan bercerita dimana tempat kuliner halal, dimana masjid, dan lainnya,” ujarnya.
100 driver Blue Bird yang mengikuti ToT, disiapkan sebagai calon pelatih (trainer). Mereka nantinya bertindak sebagai satgas pelatihan bagi rekan-rekan driver lain dalam kelas-kelas selanjutnya.
Arief Yahya berharap dengan adanya pelatihan ini, para pengemudi Blue Bird dapat menjadi konsultan destinasi wisata. “Layaknya seorang konsultan, para pengemudi ini akan lihai memberikan rekomendasi mengenai hotel, restoran, mall serta destinasi wisata yang menarik dikunjungi wisatawan,” jelasnya. (sak)