Menghadapi tantangan terkait isu-isu kepemudaan dunia, Indonesia memiliki peran strategis menjadi salah satu negara panutan dalam pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs).
Hal itu disampaikan Menpora Imam Nahrawi saat menghadiri ECOSOC Youth Forum 2018 dengan tema“The Role of Youth in Poverty Eradication and Promoting Prosperity in A Changing World” 30-31 Januari 2018 di New York AS.
Indonesia dengan proporsi tinggi dalam penduduk usia mudanya dan menjadi rumah dari 66 juta penduduk yang berusia 16-30 tahun, saat ini berada pada masa yang paling penting. Indonesia akan segera berada dalam posisi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam memanfaatkan bonus demografi untuk mempercepat kemajuan ekonomi.
Bonus demografi menjadi windows of opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi Indonesia untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan.
“Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Ini adalah rasio usia produktif terbaik yang akan mulai dinikmati oleh Indonesia pada tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035,” kata Menpora.
Indonesia saat ini patut bangga dengan adanya pemuda Indonesia yang dengan prestasinya sudah tampil di level internasional baik dalam bidang politik, hingga bisnis dan entrepreneurship.
Sebut saja, Nadiem Makarim, (Pendiri GO-JEK), Achmad Zaky (CEO Bukalapak), Ferry Unardi (Pendiri Traveloka), William Tanuwijaya (Pendiri Tokopedia).
Mereka adalah contoh-contoh pemuda Indonesia di bidang teknologi informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional. Anak-anak muda tersebut, saat ini menjadi pemimpin dari bisnis start-up yang berstatus unicorn di Indonesia.
Menpora mengatakan di saat yang sama, ada banyak anak anak muda berprestasi di Indonesia di level dunia, seperti halnya sejumlah nama nama yang berhasil mengguncang panggung Holywood, aktor Joe Taslim, Sutradara muda berbakat, Livi Zheng, dan pemuda berbakat lainnya.
Sementara itu di olahraga kami bangga mempunyai atlet andalan Indonesia peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 dari cabang bulutangkis seperti Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Juga, Kevin/Markus, pemegang rekor dunia di nomor ganda putra badminton ( 11 kali turnamen juara super series)
“Dari sisi Pemerintah, kami berkomitmen untuk menjadi salah satu negara perintis yang menjadi panutan dalam pelaksanaan SDG’s,” katanya.
Indonesia menurut Menpora telah mengarusutamakan kerangka kerja SDGs ke dalam rencana pembangunan nasional melalui Peraturan Presiden No. 59/2017 tentang Pelaksanaan SDGs. Dengan adanya Peraturan Presiden ini, telah ada mekanisme formal keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, seperti sektor bisnis, organisasi filantropi, akademisi, media, dan organisasi masyarakat sipil, termasuk pemuda dalam melaksanakan SDG’s di tingkat nasional dan lokal.
Presiden juga telah meluncurkan Peraturan Presiden No. 66/2017 tentang Koordinasi Lintas Sektoral Strategis untuk Pelayanan Pemuda, sebagai sarana legal untuk memberikan layanan kepemudaan kepada pemangku kepentingan yang berbeda.
Peraturan Presiden No. 66/2017 juga mengamanatkan pemerintah untuk mengembangkan Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia (YDI) untuk mengevaluasi kemajuan dan pencapaian pembangunan pemuda.
Indeks ini dikembangkan bekerjasama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Statistik Indonesia, dan UNFPA Indonesia. Kerangka ini dikembangkan agar sesuai dengan SDG, prioritas kebijakan pemuda Indonesia, dan konstruksi indeks pembangunan pemuda yang disepakati secara global.
“YDI Indonesia berfokus pada lima domain, yakni: Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Ketenagakerjaan dan Kesempatan, Partisipasi dan Kepemimpinan, dan Gender dan Diskriminasi,” tambahnya. (sak)