Sebagai wujud komitmen terhadap bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Pendamping PKH di Kota Probolinggo melakukan sosialisasi di sekolah. Tujuannya meningkatkan komitmen agar bantuan PKH diprioritaskan untuk kepentingan pendidikan.
Pendamping PKH Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo bersama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Unggulan Tunas Bangsa menggelar sosialisasi PKH di sekolah. Acara berlangsung di mushola sekolah di Kelurahan Curahgrinting Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, Kamis (25/01) pagi.
Pada acara yang dihadiri wali murid sekaligus penerima PKH tersebut menekankan pada komitman dan kewajiban terhadap bantuan PKH dengan wajib sekolah dan pemenuhan biaya sekolah.
Sejak bantuan sosial digulirkan pada 2012 di Kota Probolinggo melalui program PKH, ribuan keluarga penerima merasakan manfaatnya. Bansos PKH diberikan melalui sistem Non Tunai.
Namun bantuan yang sifatnya bersyarat tersebut, rupanya dikeluhkan beberapa sekolah, diantaranya MTs Unggulan Tunas Bangsa Kota Probolinggo, sebab masih ada beberapa siswa penerima PKH yang SPPnya mengalami tunggakan.
Dalam sosialisasi yang dihadiri puluhan orangtua dan siswa penerima PKH tersebut, Pendamping PKH Kecamatan Kanigaran Rahmad Soleh menghimbau dan menekankan agar bantuan PKH diprioritaskan untuk kepentingan sekolah. Tak hanya wajib sekolah, dana bantuan wajib dibayarkan sebagai wujud komitmen atas bantuan bersyarat tersebut.
“Bansos PKH tersebut tidak cuma-cuma tapi bersyarat, maka wajib bagi wali murid untuk anaknya masuk sekolah dan membayarkan dana Bansos untuk kepentingan sekolah anaknya,” ujar Rahmad Soleh. Dirinya juga berharap komitmen itu dijaga agar kepesertaan PKH tetap berlangsung.
Hal senada disampaikan Kepala MTs Unggulan Tunas Bangsa Saiful Bahri yang mengeluhkan beberapa siswa penerima PKH mengalami tunggakan. Karenanya, pihak sekolah melibatkan Pendamping PKH untuk menekankan agar bansos PKH semata-mata diperuntukkan untuk kepentingan sekolah.
“Meski mendapat PKH tetapi masih ada beberapa siswa kami yang mengalami tunggakan SPP. Maka kami bersama Pendamping PKH melakukan sosialisasi dan menekankan pada wali murid agar bansos tersebut untuk kepentingan sekolah anaknya,” tegas Saiful Bahri yang berharap setelah sosialisasi tersebut tidak ada lagi siswa penerima bansos PKH yang menunggak SPP.
Wujud komitmen para penerima PKH tersebut, selanjutnya akan dilakukan monitoring secara rutin agar bantuan PKH yang diberikan bisa dirasakan betul dan mampu memotong rantai kemiskinan sesuai motto PKH yakni ‘meraih keluarga sejahtera’. (sak)