Presiden Joko Widodo tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat Pesawat Kepresidenan RJ-85 yang ditumpanginya mendarat di Bandar Udara DC Saudale, di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/1) sore.
“Dengan menginjakkan kaki saya di Pulau Rote, saya sudah lengkap melihat Indonesia dari ujung ke ujung, dari ujung ke ujung, ujung barat ke ujung timur, ujung utara ke ujung selatan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden) Tahun 2018, di Auditorium Tilangga, Rote, NTT, Senin (8/1) sore.
Presiden mengisahkan, tiga tahun lalu dirinya datang ke Sabang, pulau paling barat, terluar di sebelah barat. Kemudian juga ke Merauke, sudah dua kali. Setelah itu yang ketiga ke Pulau Miangas, yang pulaunya hanya dihuni oleh 230 KK, pulau yang sangat kecil. Di situ juga telah kita bangun bandara baru sehingga masyarakat bisa memanfaatkan.
Yang belum berarti yang paling depan di sebelah selatan yaitu di Pulau Rote, yang baru bisa saya dikunjunginya pada hari ini.
“Karena hari ini kita sedang berada di Rote, saya sampaikan salam eta esa, kita adalah satu, satu dalam persaudaraan, satu dalam kebinekaan, satu bangsa, dan satu tanah air,” ucap Presiden yang disambut gemuruh tepuk peserta Rakornas Bara JP.
Kepala Negara mensyukuri betapa memang negara ini adalah negara yang sangat besar, negara yang sangat beragam. Negara yang memiliki 714 suku, memiliki lebih dari 1.100 bahasa daerah yang berbeda-beda, yang tinggal di 17.000 ribu pulau.
Kepala Negara mengaku betul-betul sangat berbahagia sekali bisa bertemu dengan semuanya di Pulau Rote Ndao. Semula, Kepala Negara memperkirakan harus naik helikopter untuk sampai ke Pulau Rote.
Namun, ternyata naik pesawat bisa setelah tiga tahun yang lalu ia telah memerintahkan Menteri Perhubungan untuk memperpanjang runway, memperbaiki terminalnya, memperbaiki pelabuhannya.
“Artinya, Pulau Rote ini sudah bisa turun pesawat-pesawat yang lumayan besar, seperti yang tadi sore saya bawa,” ujar Kepala Negara.
Tidak Ada Yang Dilupakan
Dalam kesempatan itu Jokowi mengatakan, untuk menuju ke negara maju, kita harus membangun Indonesia dari sebelumnya Jawasentris menjadi Indonesiasentris. Bukan hanya membangun Jawa saja, bukan hanya Sumatera saja, tetapi dibangun seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
“Tidak ada daerah yang dilupakan, tidak ada daerah yang dikesampingkan, tidak ada daerah yang dianaktirikan dan dianakemaskan. Semuanya adalah anak kandung ibu pertiwi,” tegas Presiden.
Daerah-daerah 3T, Terdepan, Terluar, Tertinggal, sambung Presiden tidak boleh dilupakan. Demikian juga daerah-daerah perbatasan tidak boleh ditelantarkan. “Di NTT telah kita bangun tiga pos lintas batas yang dulunya kayak kantor kelurahan,” ungkapnya. (sak)